Forum Ekonomi Dunia memperkirakan bahwa $44 triliun dari nilai ekonomi yang dihasilkan, lebih dari setengah dari total PDB dunia, secara moderat atau sangat tergantung pada alam dan layanan alamnya.
Sejak penandatanganan kesepakatan iklim Paris pada tahun 2015, bank dan manajer keuangan menghadapi tekanan yang semakin besar untuk mengukur ancaman yang ditimbulkan oleh planet yang semakin panas, serta kontribusi mereka terhadapnya. Namun peneliti juga telah memperingatkan bahwa tujuan utama perjanjian tersebut, untuk membatasi kenaikan suhu menjadi 1,5 derajat celcius, tidak dapat tercapai tanpa melindungi dan memulihkan alam.
Ekosistem berbasis daratan dan laut, misalnya, saat ini menyerap setengah dari emisi karbon buatan manusia dan memainkan peran penting dalam mengatur iklim.
Tanggapan industri keuangan terhadap risiko alam belum memuaskan. CDP menemukan bahwa meskipun hampir 95% perusahaan keuangan mengatakan strategi bisnis atau perencanaan keuangan mereka sekarang "dipengaruhi" oleh perubahan iklim, kurang dari sepertiga memberikan perhatian serupa pada masalah hutan dan keamanan air.
Hal ini mencerminkan fokus dewan direksi mereka pada topik tersebut: 91% lembaga keuangan yang melaporkan kepada CDP memiliki pengawasan dewan atas isu-isu terkait iklim, sementara 32% memiliki pengawasan terkait hutan dan topik terkait air.
Analisis terpisah oleh Jefferies menunjukkan bahwa industri keuangan tertinggal dibandingkan perusahaan non-keuangan dalam kesadaran dan kesiapan menghadapi kelangkaan air tawar. Perusahaan keuangan "menganggap masalah ini penting, tetapi bukan prioritas utama saat ini," kata CDP.
Akan tetapi, ada dorongan untuk perubahan. Kesepakatan internasional baru-baru ini tentang keanekaragaman hayati, yang digambarkan sebagai perjanjian Paris untuk alam, bisa meyakinkan investor untuk lebih serius dalam menghadapi risiko terkait alam. Dan beberapa perusahaan, termasuk BlackRock Inc., UBS Group AG, dan HSBC Holdings PLC, telah mendukung Taskforce on Nature-related Financial Disclosures, kerangka kerja bagi organisasi untuk melaporkan dan bertindak terhadap risiko terkait alam.
CDP juga memberikan contoh-contoh praktik terbaik menurut mereka. Di Brasil, Banco Santander SA memantau seberapa rentan kliennya terhadap kelangkaan air. Sementara itu, perusahaan asuransi Belanda Aegon mengharapkan perusahaan yang diinvestasikannya untuk menilai dan mengelola bagaimana aktivitas mereka dapat menyebabkan deforestasi atau kerugian keanekaragaman hayati.
(bbn)