Logo Bloomberg Technoz

Cadangan Devisa Masih Powerful Menyokong Rupiah di 2023

Ruisa Khoiriyah
07 February 2023 15:39

Ilustrasi Akses ke Pelabuhan (Sumber: Bloomberg)
Ilustrasi Akses ke Pelabuhan (Sumber: Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Penguatan cadangan devisa yang menembus rekor tertinggi dalam 11 bulan pada akhir Januari 2023, memberi optimisme Indonesia dalam menghadapi tantangan perekonomian yang cenderung muram di 2023. Ekonom memperkirakan penguatan cadangan devisa bisa bertahan di posisi memadai dan memberi amunisi pada nilai tukar rupiah tahun ini.

Cadangan devisa per akhir Januari menembus level tertinggi sejak Februari 2021 di level US$ 139,4 miliar, naik US$ 2,2 miliar dari posisi akhir tahun lalu. Angka cadev itu setara dengan pembiayaan impor 6,1 bulan atau 6 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah.

Rilis data terbaru posisi cadangan devisa RI itu menjadi sentimen positif yang berhasil melesatkan Indeks Saham Gabungan (IHSG) ke zona positif dengan penguatan 6.933,32 pada penutupan perdagangan sesi 1, Selasa (7/2/2023). 

Rekor cadangan devisa pada awal tahun ini, kata Bank Indonesia, terdorong oleh penerbitan global bond oleh pemerintah dan penerimaan pajak dan jasa. Pemerintah telah merilis kurang lebih US$ 3 miliar atau setara Rp 45,45 triliun obligasi dollar dalam tiga seri global bond, masing-masing bertenor 5, 10 dan 30 tahun. Tawaran imbal hasilnya juga menarik, antara 4,55% hingga 5,56%. 

Investor asing mencatat net-inflow di pasar obligasi sebesar US$ 4,13 miliar kendati di pasar saham terjadi net-outflow US$ 180 juta. “Arus modal masuk ke pasar keuangan kita didorong oleh meredanya sentimen hawkish dari The Federal Reserves serta sentimen positif aturan Devisa Hasil Ekspor,” jelas Josua Pardede, Chief Economist Bank Permata kepada Bloomberg Technoz, Selasa (7/2/2023).