Logo Bloomberg Technoz

Hampir 18 bulan setelah serangan pasukan militer Putin terhadap Ukraina, tidak ada tanda-tanda perang akan berakhir. Pasukan Rusia berada di wilayah yang diduduki, sementara serangan balik Ukraina hanya berhasil membuat sedikit kemajuan. Hal ini berarti pasokan amunisi dan senjata canggih, termasuk rudal berpemandu presisi, akan tetap menjadi hal yang kritis bagi kedua belah pihak.

Serangan Balasan

"Perusahaan pertahanan Rusia telah beradaptasi dengan realitas baru, di mana mereka sering harus menurunkan patokan teknis mereka dan menggunakan taktik untuk menghindari sanksi," kata Maria Shagina, seorang ahli sanksi ekonomi di International Institute for Strategic Studies. 

"Ini mungkin tidak menjamin kualitas terbaik senjata Rusia, tetapi tetap memenuhi tujuan militer Rusia untuk menciptakan kerusakan maksimum di medan perang," tambahnya.

Pasukan Ukraina telah mendekati batas pertahanan Rusia yang telah dipersiapkan di bagian selatan negara sejak awal Juni. Sambil menargetkan artileri dan jalur pasokan untuk menciptakan titik lemah yang mungkin memungkinkan terobosan. Keberhasilan, jika ada dalam kondisi saat ini, mungkin akan membuat situasi di medan perang berubah dengan cepat.

Namun, waktu mulai menyempit, dengan hujan dan lumpur yang kemungkinan akan mengganggu pergerakan kendaraan bermotor sekitar bulan November.

Para pejabat pertahanan negara-negara barat dan analis juga telah mengatakan bahwa jenis serangan kompleks yang diperlukan untuk menembus metode pertahanan Rusia seperti ladang ranjau, parit, dan perangkap tank akan sangat sulit dilakukan tanpa superioritas kekuatan udara, sesuatu yang belum berhasil dicapai oleh kedua pihak.

"Operasi gabungan senjata sulit, bahkan bagi militer Barat terbaik, dan bahkan ketika musuh tidak sedang menembak Anda," kata Mark Hertling, seorang Letnan Jenderal pensiunan yang bertugas di Irak dan memimpin pasukan AS di Eropa dari 2011 hingga 2012, dalam sebuah postingan pada 9 Agustus di situs web Bulwark. "Saya tahu, saya sudah melakukannya."

Kelainan Rudal

Rudal yang ditemukan di provinsi Sumy, Ukraina utara pada bulan Juni berasal dari Sistem Peluncuran Roket Multipel Tornado-S.

Tanda-tanda pelindung menunjukkan bahwa proyektil itu baru dibuat sebulan sebelumnya, pada 19 Mei. Menurut StateWatch, biasanya sejumlah rudal melewati beberapa bulan uji coba sebelum digunakan dan muncul di garis depan.

Pelindung juga menunjukkan tanggal kedaluwarsa yang sangat dekat, yaitu 12 September tahun ini, menurut StateWatch, yang juga bisa menjadi indikasi bahwa produsen Rusia sedang mempersingkat waktu untuk menerbangkan rudal-rudal tersebut ke garis depan.

StateWatch melanjutkan, karena alat tersebut tidak meledak, para peneliti dapat melihat papan induknya dan komponen lainnya, yang tidak sesuai dengan spesifikasi siap pakai yang diharapkan. Beberapa bagian telah ditempa secara manual, sementara komponen-komponen tersebut diproduksi oleh perusahaan-perusahaan Rusia dan Amerika Serikat (AS), termasuk Altera Corp yang dimiliki oleh Intel Corp. dan Analog Devices Inc.

Kedua perusahaan ini telah mengatakan bahwa mereka tidak menjual kepada Rusia dan mematuhi semua sanksi. Analog sebelumnya memberi tahu Nikkei bahwa perusahaan telah berupaya ekstra untuk mengatasi penjualan tak resmi, sambil mencatat bahwa sangat sulit untuk sepenuhnya menghentikan pengiriman semacam itu.

Meskipun tidak diketahui kapan Rusia mengimpor bagian-bagian yang ditemukan dalam rudal yang ditemukan, negara tersebut mengelak dari beberapa sanksi AS dan Eropa dengan mengimpor teknologi yang dilarang melalui perantara di negara ketiga seperti Uni Emirat Arab dan negara-negara di Asia Tengah, atau mencopot komponen elektronik dari perangkat rumah tangga seperti mesin cuci.

"Bentuk penggunaan suku cadang non-tradisional tentunya menunjukkan bahwa Rusia harus beradaptasi dengan gangguan dalam rantai pasokan mereka dari sanksi dan pembatasan perdagangan," kata Sidarth Kaushal, seorang peneliti di Royal United Services Institute, sebuah lembaga pemikir di London.

Bukti yang Tidak Konklusif

Kemampuan Rusia untuk memproduksi rudal berpemandu memungkinkannya untuk terus melancarkan serangan jarak jauh hampir setiap hari di Ukraina. Menurut Kaushal, jumlah roket-roket yang ditemukan dalam keadaan utuh yang relatif sedikit, membuatnya tidak mudah untuk menarik kesimpulan tentang dampak situasi ini terhadap perang secara lebih luas.

Seorang pejabat intelijen barat, yang tidak ingin identitasnya diungkap, juga memperingatkan untuk tidak terlalu mengartikan tanda-tanda pembuatan yang tergesa-gesa pada proyektil Tornado-S ini. Karena pendekatan Rusia terhadap standar kurang ketat, bahkan tanpa tekanan perang.

Namun, pejabat tersebut juga melihat indikator lebih luas mengenai kekurangan di medan perang Rusia, termasuk kunjungan Menteri Pertahanan Sergei Shoigu ke Korea Utara pada Juli. Sementara seorang jenderal yang bertanggung jawab atas pasukan ke-58 Rusia di Ukraina selatan dipecat pada bulan yang sama setelah ia mengkritik kurangnya peralatan kontra artileri.

Anggaran Meningkat

Meskipun pernyataan Rusia tentang perang terbukti tidak dapat diandalkan, CEO konglomerat senjata negara Rusia, Rostec, Sergei Chemezov, mengatakan dalam pertemuan dengan Putin pada 7 Agustus lalu bahwa perusahaannya meningkatkan produksi secara menyeluruh tahun lalu. Dia memberi contoh helikopter, mengatakan bahwa 296 helikopter dibuat pada tahun 2022, naik dari tahun sebelumnya sejumlah 134.

Pasokan Ukraina juga menghadapi risiko tersendiri, dengan permintaan AS untuk bantuan pendanaan lebih lanjut di kongres tidak lagi dijamin. Hal ini disebabkan oleh kampanye pemilihan untuk presiden AS akan segera dimulai.

Sementara itu, sekutu Ukraina telah meningkatkan fokus mereka dalam mengatasi pelanggaran sanksi. Pada 8 Agustus, Inggris mengumumkan apa yang mereka sebut sebagai paket sanksi terbesar yang ditujukan pada industri senjata Rusia, termasuk perusahaan di Dubai, Slovakia, Swiss, dan Turki.

"Kompleks industri militer Rusia mengandalkan teknologi barat dan kita bisa melihatnya bahkan dalam amunisi Rusia yang paling baru diproduksi," kata Glib Kanievskyi, ketua StateWatch. "Oleh karena itu, sangat penting bagi negara-negara yang memberlakukan sanksi untuk memberikan perhatian khusus pada penegakan dan tanggung jawab yang ketat."

--Dengan asistensi Daryna Krasnolutska.

(bbn)

No more pages