Pyongyang memiliki kebiasaan untuk menjadwalkan provokasi sesuai dengan pertemuan politik besar, dan pertemuan antara pemimpin tiga negara yang menjadi musuh utama Korut mungkin akan memicu Kim untuk menunjukkan kekuatannya. Sebelumnya, Pyongyang menguji peluncuran rudal balistik antarbenua (Intercontinental Ballistic Missile/ICBM) tepat sebelum Yoon bertemu Kishida di Jepang pada Maret.
Yoon mengatakan dalam wawancara tertulis dengan Bloomberg bahwa dunia tidak akan menerima Korut sebagai kekuatan senjata nuklir. Dia juga membuka peluang kerja sama dalam pencegahan di puncak pertemuan tersebut.
Yoo mengatakan, pergerakan dari kendaraan yang diperlukan untuk membantu meluncurkan ICBM terdeteksi di berbagai daerah termasuk Pyongyang. Muncul tanda-tanda terkait persiapan peluncuran, termasuk pergerakan bahan bakar.
Tanda-tanda ini bisa mengindikasikan bahwa Korut sedang mempersiapkan peluncuran salah satu ICBM bahan bakar cairnya. Kim dan putrinya, yang masih anak-anak, hadir pada Maret untuk melihat peluncuran Hwasong-17, ICBM terbesar negara ini yang dirancang untuk membawa muatan beberapa hulu ledak nuklir.
Sejak itu, mereka telah dua kali menguji ICBM Hwasong-18 bahan bakar padat mereka. Rudal bahan bakar padat memiliki bahan bakar yang sudah terpasang dalam roket, memungkinkan mereka tetap tersembunyi dari satelit mata-mata. Rudal tersebut digulirkan keluar dan ditembakkan dalam beberapa menit, yang dapat memberikan AS waktu lebih sedikit untuk mempersiapkan intersepsi.
Rudal ICBM bahan bakar cair memerlukan waktu untuk diisi dengan bahan bakar, yang membuat mereka rentan diserang sebelum diluncurkan.
Yoo juga mengatakan, Korut mungkin juga akan mencoba meluncurkan roket luar angkasa untuk mengirim satelit mata-mata pada akhir Agustus atau awal September, sekitar waktu peringatan hari pendiriannya pada tanggal 9 September. Rezim Kim pada 31 Mei telah mencoba mengorbitkan satelit mata-mata, tetapi roketnya gagal beberapa menit setelah penerbangan. Roket tersebut kemudian jatuh di perairan internasional di Laut Kuning.
Sebelumnya, resolusi Dewan Keamanan PBB telah melarang Korut melakukan uji coba rudal balistik. Akan tetapi Pyongyang telah lama mengklaim memiliki program luar angkasa sipil untuk peluncuran satelit. AS dan mitra-mitranya telah memperingatkan bahwa teknologi yang berasal dari program luar angkasa Korut bisa digunakan untuk mengembangkan rudal balistik mereka.
(bbn)