Lenovo bertahan dari gempuran HP Inc. dan tetap berada pada posisi teratas dalam PC global selama kuartal terakhir, namun terjadi potensi penurunan penjualan sekitar 18,4%, menurut IDC.
Perusahaan mengatakan bahwa pembersihan inventaris telah melemahkan aspek profitabilitas unit bisnis utamanya. Konsumen untuk pasar China juga semakin enggan membeli smartphone, laptop dan perangkat lainnya karena negara dengan ekonomi terbesar kedua di dunia ini mengalami deflasi.
“Uni perangkat cerdas, yang menjual PC dan smartphone dan merupakan sumber pendapatan terbesar, menjadi penghambat utama karena permintaan konsumen lesu dan proses inventaris yang sedang berlangsung,” kataSteven Tseng, analis Bloomberg Intelligence, dalam memonya.
Belum pastinya waktu pemulihan permintaan PC dan perangkat penyimpanan membuat prospek bisnis Lenovo suram, disampaikan Verena Jeng dan Allen Chang, analis Goldman Sachs. Persaingan yang lebih ketat dari yang diperkirakan pada bisnis smartphone dan server kecerdasan buatan (Artificial Intelligance/AI) pun membebani Lenovo.
Namun terdapat sisi baik berupa kenaikan permintaan server AI yang dapat memulai putaran pertumbuhan baru bagi Lenovo. Perusahaan yang berbasis di Beijing ini memperkenalkan merek server yang dirancang untuk pasar domestik, di mana banyak perusahaan lokal dari Baidu Inc. hingga SenseTime Group Inc., juga tengah mengembangkan layanan AI seperti ChatGPT
Perusahaan ini melihat perkembangan pesat aplikasi AI menghasilkan banyak peluang baru, katanya dalam pernyataannya. “Kebutuhan AI yang lebih tinggi akan daya komputasi dan fungsi-fungsi AI baru, dapat mendukung permintaan pada “erangkat akhir Lenovo," kata para analis Goldman.
“Di pasar luar negeri, Lenovo memiliki posisi yang baik dengan para pelanggan terkemuka di dunia dan untuk bisnis server secara keseluruhan, kami memperkirakan Lenovo akan tumbuh dari perolehan pangsa pasar, peningkatan bauran produk, dan perluasan lini produk.”
-Dengan asistensi Mayumi Negishi.
(bbn)
