Rugi bersih yang dicatatkan oleh SRIL meningkatkan ekuitas negatif Perseroan lebih dari 10%, dari minus US$781,01 juta pada Desember 2022 menjadi minus US$859,05 juta pada semester I-2023.
Bukan hanya ekuitas yang minus, liabilitas atau utang yang ditanggung Sritex juga tergolong jumbo, mencapai US$1,56 miliar atau setara dengan Rp23,94 triliun. Rinciannya utang jangka pendek US$110,88 juta dan utang jangka panjang US$1,45 miliar.
Jumlah utang yang menggunung tersebut juga melampaui nilai total aset Sritex yang hanya tercatat sebesar US$707,43 juta. Nilai aset ini turun 7,4% dibandingkan dengan Desember 2022 kemarin.
Sekadar informasi, berdasarkan pengumuman otoritas Bursa Efek Indonesia sebelumnya tertanggal 18 Mei 2021 perihal Penghentian Sementara Perdagangan Efek PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), maka, masa suspensi saham SRIL telah mencapai 24 bulan pada tanggal 18 Mei 2023.
Dengan pengumuman tersebut, BEI telah memperingatkan potensi delisting kepada saham SRIL, yang tengah parkir pada harga Rp146/saham sejak 2021 silam.
(fad/evs)