"Program ini juga sukses menghemat konsumsi BBM guna menekan emisi karbon dari sektor pertanian. Lalu, pelanggan electrifying agriculture kami meningkat menjadi 16.493 pelanggan dengan konsumsi listrik sebesar 54.197.723 kWh,” ujarnya.
Petani Tak Kunjung Sejahtera
Di tengah sumbangsih positif sektor pertanian terhadap angka kemiskinan serta pertumbuhan ekonomi nasional, kesejahteraan petani masih menjadi tanda tanya.
Berdasarkan laporan Indonesian Poverty Assesment Bank Dunia pada Juni, sektor pertanian memang berkontribusi sebesar 53% terhadap pengurangan kemiskinan di wilayah perdesaan di Indonesia. Namun, kemiskinan di wilayah perdesaan masih mendominasi tingkat kemiskinan nasional dengan angka 12,36% per September 2022.
Selain itu, data dari Bank Dunia menunjukkan bahwa sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan menyumbang sebesar 13,3% terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia pada 2021.
Namun, kontribusi sektor pertanian terhadap penurunan angka kemiskinan serta PDB belum diiringi dengan peningkatan nilai tambah yang signifikan bagi para pelaku di dalamnya.
Berdasarkan data BPS, rerata pemasukan bersih pekerja disektor pertanian berkisar hanya di Rp1,5 juta per bulan. Pendapatan itu paling rendah dibandingkan dengan sektor ekonomi lainnya.
Selain itu, rendahnya kesejahteraan petani terlihat dari pengeluaran rumah rangga pertanian (RTP) yang masih didominasi oleh pengeluaran untuk makanan sebesar 57,66%, dibandingkan dengan pengeluaran untuk nonmakanan sebesar 42,34%. Hal ini mengindikasikan petani masih perlu berjuang untuk sekadar memenuhi kebutuhan makanan.
(ibn/wdh)