Logo Bloomberg Technoz

Untuk nilai tukar Rupiah, ia menambahkan bahwa masih akan menjadi tantangan karena gejolak likuiditas di perekonomian global masih kemungkinan cukup intens ke depannya. Ia melihat secara fundamental nilai tukar rupiah bisa ada di Rp15.100-Rp15.200.

Adapun, pertumbuhan ekonomi secara potensial menurutnya memang sudah beberapa tahun terakhir bahkan sebelum pandemi itu berada di bawah target. Sehingga menurutunya pertumbuhan ekonomi 5,2% menjadi sesuatu yang bisa saja tercapai.

“Ya pertumbuhan potensial kita sebenarnya bisa mengarah diatas 5,3% -5,7% sebenarnya ya pertumbuhan ekonomi potensial tapi kenyataannya Indonesia selalu di bawah itu jadi kalau ditargetkan 5,2% itu saya pikir achieveable sih,” ujarnya.

Menurut Piter Abdullah Redjalam Direktur Eksekutif Segara Institute, target pertumbuhan tersebut angka yang realistis di tengah ketidakpastian dan ancaman krisis global. Dia bilang, perbedaan ekonomi Indonesia dengan ekonomi negara lain adalah dukungan konsumsi domestik.

“Menurut saya realistis. Karena memang kondisi Indonesia berbeda dengan kondisi global,” ucapnya.

Piter memproyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh pada rentang 4,8-5,3%.

“Saya memproyeksikan pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2023 ada di kisaran 4,8-5,3 persen. Jadi, kalau Pemerintah memproyeksikan 5,3 persen itu adalah angka optimistis dan masih realistis,” sebutnya.

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga masih menjadi penopang utama komponen Produk Domestik Bruto (PDB) dari sisi pengeluaran.

Konsumsi domestik berkontribusi 50,38% terhadap PDB Kuartal III 2022. Dari 2014 hingga 2018, rata-rata kontribusi konsumsi rumah tangga terhadap PDB adalah 56,15%.

(krz/evs)

No more pages