“Kondisi domestik pun menghadapi tantangan seperti ancaman inflasi dan suku bunga tinggi, serta adanya deindustrialisasi. Maka saya rasa pemerintah terlalu optimistis [percaya diri] dengan target itu,” tegasnya.
Catatan Buruk
Di sisi lain, Nailul memperingatkan bahwa negara dengan pendapatan per kapita yang tinggi seringkali meninggalkan catatan buruk berupa kenaikan ketimpangan ekonomi, terutama bila sumber pertumbuhan hanya terkonsentrasi di sektor jasa yang terafiliasi dengan kalangan menengah ke atas.
“[Kontribusi] sektor industri [manufaktur terhadap produk domestik bruto/PDB] terus menurun, yang menyebabkan penyerapan tenaga kerjanya juga melambat. Maka, harus hati-hati menyikapi PDB per kapita karena bisa meninggalkan catatan ketimpangan,” tuturnya.
Menurut catatan Indef, seperti disampaikan ekonom seniornya Faisal Basri belum lama ini, peran sektor jasa dalam PDB perlahan naik hingga mencapai 57% pada 2022. Hal tersebut tidak selaras dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020—2024.
Penduduk yang bekerja di sektor jasa lebih banyak dari di sektor barang, masing-masing 55,8% dan 44,2% dari total tenaga kerja. Nilai kapitasi pasar saham juga didominasi perusahaan sektor jasa sekitar 60%.
Di sisi lain, kontribusi sektor-sektor industri penghasil barang alias manufaktur dinilai makin meredup. Hal itu tecermin dari penyaluran kredit sebesar 70% yang diterima oleh sektor jasa, sedangkan 30% sisanya ke sektor barang.
Tidak hanya itu, pada akhir 2023, 60% penerimaan pajak diproyeksi berasal dari sektor industri jasa, sedangkan dari sektor barang hanya 38%.
Presiden Jokowi sebelumnya mengatakan upaya penghiliran akan diperluas, meski akan mencederai eksportir dan pendapatan negara dalam jangka pendek. Namun, dia optimistis jika ekosistem besarnya sudah terbentuk, dan jika pabrik pengolahannya sudah beroperasi, misi penghiliran akan berbuah manis bagi kesejahteraan masyarakat Indonesia pada masa depan.
Dia menggambarkan, setelah pemerintah menyetop ekspor nickel ore pada 2020, investasi penghiliran nikel tumbuh pesat. Saat ini, ujarnya, telah ada 43 pabrik pengolahan nikel yang akan membuka peluang kerja yang sangat besar.
“Ini baru 1 komoditas, dan jika kita konsisten dan mampu melakukan hilirisasi untuk nikel, tembaga, bauksit, CPO, dan rumput laut; berdasar hitung-hitungan perkiraan dalam 10 tahun, pendapatan per kapita kita akan capai Rp153 juta [US$ 10.900],” ujarnya dalam Pidato Kenegaraan di gedung Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Rabu (16/8/2023).
Dalam 15 tahun, lanjut Jokowi, pendapatan per kapita akan mencapai Rp217 juta (US$15.800) dan dalam 22 tahun, pendapatan per kapita kita akan menyentuh Rp331 juta (US$ 25.000). Sebagai perbandingan, pada 2022 pendapatan per kapita Indonesia berada di angka Rp71 juta.
“Artinya, dalam 10 tahun lompatannya bisa dua kali lipat lebih, di mana fondasi untuk menggapai itu semua sudah kita mulai, pembangunan infrastruktur dan konektivitas yang pada akhirnya menaikkan daya saing kita,” tutur Jokowi.
(wdh)