Bloomberg Technoz, Jakarta - Vision Fund, unit investasi startup SoftBank Group, kembali mencatatkan kerugian besar dampak anjloknya valusi startup yang dimilikinya.
Vision Fund mencatatkan kerugian mencapai 660 miliar yen US$ 5 miliar, setara Rp 75 triliun (asumsi Rp 15.000/US$) pada kuartalan yang berakhir Desember 2022. Ini kali keempat secara berturut-turut Vision Fund mencatatkan kerugian.
Adapun Induknya, SoftBank Group, mencatatkan kerugian 783,4 miliar yen, lebih tinggi dari prediksi para analis yang memprediksi perusahaan untung 205,9 miliar yen.
“Pelemahan pasar saham telah menjadi resiko utama SoftBank,” tulis Kirk Boodry, analis Redex Research di platform SmartKarma menjelang rilis laporan keuangan SoftBank, Bloomberg News melaporkan, Selasa (7/2/2023).
Menurutmu, kerugian SoftBank bisa bertambah besar jika SoftBank terus menunda rencana pencatatan saham perdana (IPO) Arm Ltd, unit desain chip milik SoftBank.

Vision Fund merupakan unit investasi SoftBank yang membidik saham startup-startup berstatus unicorn atau bervaluasi di atas US$ 1 miliar. Beberapa startup yang disuntik Vision Fund adalah GoTo, Grab, eFishery, DiDi hingga OYO.
SoftBank awalnya merupakan perusahaan Telekomunikasi Jepang. Namun pendirinya Masayoshi Son merubahnya jadi perusahaan investasi startup usai sukses berinvestasi di e-commerce China Alibaba Group Holding Ltd.
Dalam lima setengah tahun terakhir, Visin Fund dan SoftBank telah menginvestasikan US$ 144 miliar pada startup. Banyak startup yang mengincar Vision Fund dan SofBank untuk menjadi investornya karena dikenal royal dalam menyuntikkan dana.
Namun tiga bulan terakhir perusahaan menjadi sangat hati-hati dalam berinvestasi. Total dana yang disuntikkan ke startup kurang dari US$ 350 juta karena anjloknya valuasi startup dan sorotan terhadap kinerja keuangannya.
(bbn)