Diketahui, volume penyaluran LPG tabung 3 kg mengalami tren peningkatan dari realisasi penyaluran sebanyak 6,8 juta metrik ton pada kurun waktu 2019 menjadi 7,8 juta metrik ton pada 2022. Selain itu, kuota penyaluran LPG tabung 3 kg pada APBN tahun 2023 sebanyak 8,0 juta metrik ton.
Di sisi lain, pemerintah juga telah merealisasikan subsidi listrik selama periode 2019–2022, dan mengalami peningkatan rata-rata sebesar 2,2% dari semula Rp52,66 triliun pada tahun 2019 menjadi Rp56,24 triliun pada tahun 2022. Sedangkan dalam outlook tahun 2023, subsidi listrik diperkirakan mencapai Rp70,88 triliun.
Subsidi BBM LPG Turun, Listrik Naik
Jika menilik besaran subsidi BBM dan LPG pada outlook anggaran 2023, anggaran tersebut turun 3,9% dari senilai Rp114,47 triliun. Fokus subsidi BBM dan LPG 3kg diarahkan untuk 3 hal.
Pertama, melanjutkan pemberian subsidi tetap untuk minyak solar dan subsidi (selisih harga) untuk minyak tanah.
Kedua, melanjutkan roadmap registrasi konsumen pengguna BBM. Ketiga, melanjutkan upaya transformasi Subsidi LPG Tabung 3 kg menjadi berbasis orang dan terintegrasi dengan data penerima manfaat yang akurat, diantaranya dengan pendataan pengguna LPG tabung 3 kg berbasis teknologi.
“Pelaksanaan transformasi Subsidi LPG Tabung 3 kg dilakukan dengan mempertimbangkan kondisi perekonomian dan daya beli masyarakat,” papar nota keuangan yang dilansir Rabu (16/8/2023).
Lalu, dalam RAPBN 2024, anggaran subsidi listrik senilai Rp75,83 triliun naik 7% dari outlook anggaran 2023 yang sejumlah Rp70,88 triliun. Kenaikan itu didasari oleh pertimbangan kenaikan volume listrik bersubsidi dan biaya pokok penyediaan (BPP) tenaga listrik.
Secara terperinci, penyebab kenaikan BPP antara lain naiknya harga fuel mix BBM dan lonjakan pemakaian bahan bakar biomassa untuk co-firing pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).
(ibn/ezr)