Lesunya pasar smartphone pada paruh pertama, diharapkan akan membaik di sisa tahun 2023. Daya dukung pemulihan adalah perilisan produk-produk baru dari berbagai produsen smartphone.
“Diharapkan pada semester kedua akan terjadi kenaikan market smartphone,” papar dia.
Meski pasar lesu, ASPI meyakini bahwa rata-rata angka penjualan perangkat kini menunjukkan kenaikan, efek dari kenaikan harga jual. “Walaupun harga meningkat, justru demand [permintaan] tinggi dimana kenaikan tersebut dirasakan oleh Erafone, IBox, Urban Republic dan lainnya,” ucap dia.
Mengutip data Counterpoint Research sepanjang kuartal kedua pengiriman smartphone di Indonesia mengalami penurunan. Hal ini disebabkan dampak dari ekonomi makro. Penurunan tersebut hingga mencapai angka 10% secara yoy pada kuartal yang berakhir Juni 2023.
Catatan aktivitas belanja pada hari Raya Idul Fitri tahun ini juga dilaporkan lebih rendah dibandingkan 2022. Adanya diskon, promosi, paket penawaran disebutkan gagal memberi dampak yang signifikan.
Masih dari Counterpoint Research, pasar smartphone di Indonesia hingga Juni dikuasai merek OPPO, yang menyumbang 21% dari total penjualan. OPPO seri kelas bawahnya A17 dilaporkan banyak terjual. Posisi kedua, Samsung dengan pangsa pasar 19%. Secara persentase terjadi penurunan sekitar 1% dibandingkan sebelumnya. Merek Infinix justru mengalami kenaikan 17% secara yoy, dengan berfokus pada harga kurang dari US$200 atau sekitar Rp3 juta.
(yun/wep)