Demikian pula dengan target lifting gas dalam RAPBN 2024 yang hanya 1,03 juta BOEPD atau turun dari bidikan APBN 2023 sejumlah 1,1 juta BOEPD. Per Mei 2023, realisasi lifting gas baru mencapai 946.000 BOEPD. Adapun, hingga akhir tahun ini, lifting gas diproyeksi hanya mencapai 985.000 BOEPD alias di bawah target APBN.
Di sisi lain, ICP dalam RAPBN 2024 juga turun dari APBN 2023. Tahun ini, harga minyak mentah Indonesia dalam anggaran negara dipatok US$90 per barel, sedangkan sampai dengan pengujung 2023, ICP diprediksi hanya menyentuh US$80—US$85 per barel.
Sebelumnya, Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Arifin Tasrif menjelaskan alasan di balik terus menurunnya lifting khususnya minyak di Indonesia, serta anjloknya target dalam RAPBN 2024.
“Kendala-kendala di lapangan menunjukkan kualitas minyak kita menurun, [sehingga] dibutuhkan upaya yang besar untuk memeriahkannya. Dari sektor pemerintah kota sedang berupaya mendorong insentif-insentif untuk massive drilling. Hasilnya belum sesuai yang kami harapkan karena sumur-sumur yang ada ini sudah tua,” ujarnya di hadapan Komisi VII DPR RI, awal Juni.
(wdh)