Data yang dihimpun oleh Bloomberg menunjukkan impor minyak mentah China mencapai rekor pada Desember 2022, seiring pengiriman pada kuartal terakhir tahun lalu lebih tinggi seperlima kali dari 3 bulan sebelumnya. Di saat yang sama, pembeli dari China telah mulai mencari minyak di Amerika Utara, Afrika Barat, Laut Selatan dan Mediterania untuk pengiriman pada Maret dan April tahun ini.
Pemulihan akan mulai dirasakan pada kuartal depan setelah gelombang Covid-19 mereda dan kenaikan konsumsi bahan bakar, khususnya bensin dan bahan bakar jet, akibat peningkatan mobilitas. Selain itu, permintaan terhadap petrokimia juga akan meningkat.
Analis Energy Aspects Ltd., Amrita Sen, mengungkapkan bahwa penguatan permintaan China di kuartal II dapat mengimbangi pelemahan yang diakibatkan pemeliharaan kilang minyak dan tidak adanya kenaikan permintaan musiman akibat cuaca hangat pada Januari. “Peningkatan permintaan tersebut bahkan dapat mengimbangi ekspor Rusia yang rendah,” katanya pada Senin, (9/1).
Meskipun demikian, hal ini mungkin tidak dapat berlangsung lancar dengan lonjakan mobilitas pasca pencabutan pembatasan Covid-19 yang menyebabkan lonjakan kasus. “Berkaca pada negara-negara seperti HongKong dan Jepang, mobilitas biasanya meningkan setelah gelombah pertama. Namun, dengn lonjakan kasus tingkat mobilitas akan melambat dan gagal mencapai puncaknya,” kata Gao Mingyu, kepala analis energi SDIC Essence Futures Co.
(tar)