Secara terperinci, Buwas menjelaskan Bulog sudah menguasai kedatangan 1,3 juta ton beras impor dari dari total kuota 2 juta ton.
"Masih dalam perjalanan 400-an (400.000 ton), tetapi ini secara bertahap," ujarnya.
Buwas juga merespons langkah pemerintah dalam pengadaan 2,2 juta ton beras sebagai bentuk antisipasi khusus terhadap fenomena El-Nino. Menjawab kabar tersebut, Buwas menyebut belum ada penugasan secara resmi ke Bulog dari pemerintah.
"Itu prediksi. Kalau kita memang membutuhkan itu maka itu yang akan kita lakukan. Namun, sementara ini dari kuota dari 2 juta itu masih cukup," ujarnya.
"Tetap yang 2 juta itu tidak ada tambahan-tambahan impor. Insyallah aman, tenang saja," kata Buwas kembali menegaskan.
Sebelumnya, Amalia Adininggar Widyasanti, Plt Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), mengungkapkan total impor beras sepanjang Januari—Juli 2023 adalah 1,33 juta ton. Nilainya adalah US$715,9 juta.
"Negara asal utama impor beras Januari—Juli 2023 berasal dari Vietnam, Thailand, dan India," ujar Winny, sapaan akrab Amalia, dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Selasa (15/8/2023).
Sekretaris Perusahaan Perum Bulog, Awaludin Iqbal mengatakan bahwa perseroan masih memiliki sisa kuota penugasan impor beras sebesar 700.000 ton untuk cadangan beras pemerintah (CBP).
“Kuota penugasan impor yang diberikan kepada Bulog oleh pemerintah. Kuota untuk impor 2 juta, yang sudah terealisasikan 1,3 juta ton dan 700.000 ton sisanya,” ujar Iqbal ketika dihubungi Bloomberg Technoz, Selasa (15/8/2023).
Menurutnya, CBP ini bertujuan sebagai buffer stock atau stok penyangga yang akan dikeluarkan untuk intervensi pasar oleh dilakukan pemerintah atau untuk kepentingan lainnya.
Adapun, sisa kuota tersebut akan direalisasikan sepanjang tahun berjalan hingga akhir 2023 sesuai penugasan. Iqbal tidak memerinci negara tertentu yang akan menjadi negara tujuan impor beras. Namun, selama ini Bulog selalu mendatangkan beras dari empat negara, yaitu; Vietnam, Thailand, Pakistan dan India.
(ain)