Sejumlah saham sektor barang baku yang menjadi pendorong pelemahan IHSG ialah, PT Vale Indonesia Tbk (INCO) yang drop 2,35%, saham PT Indah Kiat Pulp and Paper Tbk (INKP) yang terkoreksi 2,23% dan saham PT Krakatau Steel Tbk (KRAS) turun 1,85%.
Kinerja bursa di Asia siang hari ini kompak bergerak melemah. Indeks Kospi anjlok 1,64%, indeks Hang Seng Hong Kong terkontraksi 1,35%, indeks Nikkei 225 turun 1,28%, indeks Strait Times Singapore drop 0,85% dan
indeks Shanghai terdepresiasi 0,50%.
Seperti yang diwartakan Bloomberg News, dalam dua bulan berturut-turut, sejumlah rilis data ekonomi yang mengecewakan dari China telah mendorong bank-bank investasi di seluruh dunia memangkas proyeksi pertumbuhan pada tahun 2023.
Gelombang pemotongan proyeksi ini menunjukkan adanya risiko China gagal mencapai target resmi pertumbuhan ekonomi 5% tanpa kebijakan yang lebih berfokus.
Terbaru adalah JPMorgan Chase and Co. Bank investasi terbesar asal Amerika Serikat ini telah menurunkan proyeksi pertumbuhan ekonomi China tahun 2023 menjadi 4,8%. Padahal awal Mei kemarin, JPMorgan masih memproyeksikan ekonomi China akan tumbuh 6,4% tahun ini.
Ekonom JPMorgan, yang dipimpin oleh Haibin Zhu, kini memperkirakan pertumbuhan China sebesar 4,2% untuk tahun depan. Setelah pertumbuhan yang relatif rendah sebesar 3% pada tahun lalu, data yang dikompilasi oleh Bloomberg menunjukkan hal ini akan membuat China mengalami pertumbuhan di bawah 5% selama tiga tahun berturut-turut sejak zaman Mao Zedong.
Sementara itu, Barclays Plc. memangkas perkiraan pertumbuhan ekonomi China sebesar 0,4% poin, menjadi 4,5% untuk tahun ini, seiring mempertahankan proyeksi tahun 2024 di bawah konsensus sebesar 4%.
Ekonom Barclays, termasuk Jian Chang, mengaitkan penurunan tersebut dengan data yang mengecewakan terkait konsumsi, perumahan, ekspor, dan kredit, serta kurangnya stimulus yang efektif.
JPMorgan juga menyoroti masalah properti China. "Buruknya prospek pasar perumahan, terutama penurunan besar dalam pembelian tanah dan dimulainya rumah baru selama satu tahun lagi, cenderung meningkatkan tekanan" terhadap ekonomi, kata ekonom bank tersebut.
Data aktivitas perekonomian resmi pada Juli kemarin menunjukkan pertumbuhan pengeluaran konsumen, produksi industri, dan investasi terus melambat, sementara tingkat pengangguran meningkat. Serangkaian data bulan Juni juga mengecewakan yang telah memicu sejumlah bank menurunkan perkiraan pertumbuhan tahun penuh China bulan Juli kemarin.
(fad/ezr)