Logo Bloomberg Technoz


Selain itu, juga terdapat penyesuaian volume pasokan gas pipa dari pemasok gas. Dalam upaya menjaga keberlanjutan pasokan kepada pelanggan dengan tingkat layanan yang sama, PGN membutuhkan tambahan portofolio pasokan gas bumi melalui bauran dengan gas LNG, yang juga ikut memengaruhi harga gas hilir.

Volume gas yang terdampak kenaikan harga, kata Rachmat, mencapai kurang lebih 23% dari total volume gas niaga dan merupakan jenis layanan gas non-HGBT.

Dia pun menggarisbawahi rencana kenaikan harga gas tersebut saat ini masih dikonsultasikan pemerintah. Jika tidak ada pendapat atau masukan dari pemerintah, maka harga gas non-HGBT akan dinaikkan per 1 Oktober 2023.

Menurut catatan PGN, jumlah pelanggan industri non-HGBT saat ini mencapai 2.297 industri yang tersebar di berbagai wilayah operasi perseroan.

Berdasarkan surat edaran kepada pelanggan gas industri non-HGBT, dikutip Selasa (15/8/2023), harga gas untuk pelanggan kategori Gold naik 29,8% bakal menjadi US$11,9 per metric million british thermal unit (MMBtu). 

Harga gas untuk pelanggan kategori Silver akan naik 22,5% menjadi US$12 per MMBtu, untuk kategori Bronze 3 bakal naik 34,3% menjadi US$12,3 per MMBtu, sedangkan untuk kategori Bronze 3 akan naik 36% menjadi US$12,5 per MMBtu. 

Adapun, untuk pelanggan kategori Bronze 1, kenaikan harga akan berlaku mulai 1 Januari 2024 dengan besaran kenaikan mencapai 66% menjadi Rp10.000 per meter kubik.

"Kenaikan harga gas ini akan menaikkan kembali inflasi price producer index [PPI] atau indeks harga produsen pada kuartal III-2023, yang sempat turun menjadi 1,56% secara year on year [yoy]  pada kuartal II-2023," kata Macro Strategist Samuel Sekuritas Lionel Prayadi, Selasa (15/8/2023).

(wdh)

No more pages