Logo Bloomberg Technoz

Mengutip Bloomberg News, sejatinya permintaan listrik (yang mayoritas menggunakan gas alam sebagai sumber energi primer) di belahan bumi utara masih terkendali. Namun yang menjadi masalah adalah pasokannya.

Lapangan di Australia milik Chevron Corp dan Woodside Energy Group Ltd, yang menyumbang lebih dari 10% terhadap pasokan gas alam cair (LNG) dunia, terancam berhenti. Ini karena pekerja di lapangan tersebut berencana mogok, menuntut kenaikan kompensasi setelah perusahaan menangguk untung besar dari lonjakan harga gas.

“Kemungkinan mogok kerja datang saat pasar gas sedang dalam kondisi rentan,” tegas Oystein Kalleklev, CEO Flex LNG Ltd yang berbasis di Oslo (Norwegia). 

Kallaklev menambahkan, efek dari mogok kerja di Australia terhadap pasokan akan lebih besar ketimbang berhentinya produksi di lapangan LNG milik Freeport di Texas. Kala itu, ledakan yang terjadi di lapangan tersebut membuat produksi berhenti selama berbulan-bulan dan membuat harga gas melonjak pada pertengahan 2022.

“Dalam pasar LNG yang ketat seperti ini, harga akan mudah naik karena berbagai negara memperebutkan pasokan. Ini adalah surga bagi para traders, karena tidak ada yang tahu di mana harga akan memuncak,” kata Claudio Steuer, Direktur di SyEnergy Consulting.

(aji)

No more pages