Target kenaikan terdekat ada di US$1.938,02/ons. Jika tertembus, maka ada kemungkinan naik lagi menuju US$1.964,2/ons.
Dolar Perkasa, Emas Merana
Tekanan terhadap harga emas datang dari tren penguatan nilai tukar dolar Amerika Serikat (AS). Dalam sepekan terakhir, Dollar Index (yang mencerminkan posisi greenback di hadapan 6 mata uang utama dunia) menguat 1,18%. Selama sebulan ke belakang, penguatannya mencapai 3,65%.
Harga emas dan dolar AS memiliki hubungan yang berbanding terbalik. Biasanya saat dolar AS perkasa, harga emas justru sebaliknya.
Ini karena emas adalah aset yang dihargai dalam dolar AS. Penguatan dolar AS akan membuat emas jadi lebih mahal bagi investor yang memegang mata uang lain. Permintaan emas akan turun, dan harga mengikuti.
Arah kebijakan moneter bank sentral The Federal Reserve masih menjadi ‘doping’ bagi mata uang Negeri Adikuasa. Mengutip CME FedWatch, The Fed memang diperkirakan mempertahankan suku bunga acuan di 5,25-5,5% dalam rapat bulan depan. Peluangnya adalah 88,5%.
Namun, suku bunga diperkirakan masih di titik tertinggi dalam 22 tahun tersebut dalam waktu agak lama. Kemungkinan, Federal Funds Rate baru diturunkan pada rapat Mei tahun depan. Higher for longer.
Kebijakan moneter yang masih hawkish tersebut menjadi angin segar bagi dolar AS. Hasilnya, harga emas masih dalam posisi tertekan.
(aji)