"Tahun lalu muncul ramai, direspons dengan tidak serius bisa hilang kalau hujan ditiup dan lain sebagainya. Kemudian bulan kemarin naik lagi kasusnya dan Juli sampai awal Agustus jadi perbincangan yg mulai mengarah kepada solusi apa yang harus diambil oleh pemerintah," kata Abdul Ghofur pada Senin malam (14/8/2023) pada saat dihubungi.
Pihaknya kemudian mempertanyakan solusi yang digaungkan pemerintahan Presiden Jokowi saat ini yang muncul dengan cepat tanpa menunjukkan kajian yang mendalam.
"Solusi ini perlu dikritisi. Pertama dia harusnya berangkat dari kajian komperhensif mulai melihat inventaris yg tercemar kemudian bikin rencana. Kalau tidak ada kajian komperhensif, Kalau tidak ada grand desain pengendalian pencemaran udara maka solusi-solusi ini kan parsial," lanjut dia.
WALHI menilai persoalan ini jangan selesai hanya dengan program-program yang belum tentu efektif seperti work from home (WFH) hingga 4 in 1 yang kembali akan diterapkan.
(ezr)