Bloomberg Technoz, Jakarta - Pesawat Yeti Airlines yang jatuh di Nepal bulan lalu dilaporkan kehilangan tenaga mesin pada saat-saat terakhirnya.

Mengutip Bloomberg News, berdasarkan keterangan petugas penyelidik kecelakaan tersebut yang dikutip Hindustan Times, analisis perekam suara kokpit dan perekam data penerbangan menunjukkan baling-baling kedua mesin pada turboprop ATR-72 gagal berfungsi sebelum jatuh di dekat Pokhara pada 15 Januari 2023.

Posisi ditemukannya pesawat tersebut menunjukkan mesin telah kehilangan daya dorong.

Pesawat Yeti Airlines itu lepas landas dari ibu kota Nepal, Kathmandu, pada pukul 10:32 waktu setempat dan jatuh sekitar pukul 11:00. Seluruh penumpang yang berjumlah 72 orang tewas.

Bencana tersebut menambah reputasi negara Himalaya tersebut sebagai negara paling berbahaya di dunia untuk penerbangan. Menurut data Aviation Safety Network, kecelakaan fatal itu adalah yang ke-11 di Nepal dalam beberapa tahun terakhir.