Logo Bloomberg Technoz

Jika Vale Indonesia mendivestasikan 14% sahamnya, kepemilikan saham MIND ID di INCO hampir dipastikan bertambah menjadi 34% dari sebelumnya 20%, sedangkan jatah saham Vale Canada sebagai induk INCO akan berkurang menjadi 29,79% dari 43,79%.

Daymas menilai meski bakal menjadi pemegang saham mayoritas, MIND ID kemungkinan akan sulit menjadi pengendali INCO. “Itu kalau Vale mau melepas kepemilikannya, [karena] yang memiliki tenaga ahli dan teknologinya adalah Vale.”

Menurutnya, secara kapasitas, MIND ID sebenarnya juga sanggup untuk memborong lebih banyak saham Vale Indonesia. Terlebih, pada 2022, MIND ID mencetak pendapatan Rp126 triliun dengan total aset Rp229,3 triliun, laba bersih Rp22,5 triliun, dan EBITDA Rp36,7 triliun.

“Saya kira tidak ada alasan MIND ID tidak mampu, tinggal mereka melihat ini sebagai langkah yang strategis dilakukan saat ini atau tidak saja,”  kata Daymas.

Holding BUMN pertambangan itu pun dinilainya akan lebih banyak diuntungkan jika menjadi pengendali INCO, yang notabene produsen nikel terbesar di Indonesia.

“Tentu saja ada keuntungan lebih untuk RI secara jangka panjang, apalagi ini terkait dengan sektor-sektor yang mendapatkan dampak kebijakan penghiliran,” tuturnya.

Belum lama ini, INCO mengungkapkan rencana pengembangan tiga smelter nikel baru dengan nilai investasi US$8,6 miliar atau sekitar Rp130 triliun. Adapun, produksi nikel Vale Indonesia per kuartal I-2023 mencapai 6.769 metrik ton nickel matte naik 4% secara kuartalan dan 21% secara tahunan. Sampai dengan akhir tahun ini, perusahaan membidik produksi hingga 70.000 metrik metrik ton. 

Suasana pabrik PT Vale Indonesia. (Dok Dimas Ardian/Bloomberg)


Direktur Utama MIND ID Hendi Prio Santoso sebelumnya menegaskan Pemerintah Indonesia melalui perusahaannya harus menjadi pengendali INCO, pascadivestasi saham korporasi pertambangaan nikel tersebut.

Hendi mengatakan MIND ID tidak mau mengulangi apa yang terjadi saat pemerintah mengakuisisi saham divestasi PT Freeport Indonesia (PTFI), di mana pihak RI hanya menjadi pemegang saham mayoritas –sebesar 51,2%– tetapi tidak berperan sebagai pengendali.

“Beda [dengan Freeport] karena kami harus menjadi pengendali [di Vale Indonesia]. Kami ingin memastikan pengembangan terjadi,” kata di sela acara Forum Sinergi BUMN-Swasta di Jakarta, Senin (14/8/2023).

Dia juga mengatakan, sesuai dengan arahan pemerintah, MIND ID akan memastikan bahwa Indonesia turut mengambil andil dalam pengembangan tambang Vale di Tanah Air.  

"Dari sisi potensinya, kan selama ini sejak 2014 pengembangannya, kalau mengutip Pak Menteri [Energi dan Sumber Daya Mineral] kan kurang,” ujarnya.

(wdh)

No more pages