Logo Bloomberg Technoz

Bukan Tak Mampu, Ini Penyebab MIND ID Bakal Sulit Kuasai Vale

Sultan Ibnu Affan
15 August 2023 16:40

Pekerja berjalan di Kompleks Peleburan Tebing Tembaga Vale di Sudbury, Ontario, Kanada (Dok. Bloomberg)
Pekerja berjalan di Kompleks Peleburan Tebing Tembaga Vale di Sudbury, Ontario, Kanada (Dok. Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta – Kalangan analis energi menilai tambahan akuisisi saham sebesar 14% tidak akan cukup untuk membuat kendali PT Vale Indonesia Tbk. (INCO) berpindah ke tangan Mining Industry Indonesia (MIND ID).

Direktur Eksekutif Energy Watch Daymas Arangga mengatakan divestasi saham INCO sebesar 14% kepada MIND ID hanya merupakan kepentingan operasional, sekadar agar Vale mendapatkan perpanjangan izin usaha pertambangan khusus (IUPK). Kontrak karya (KK) Vale Indonesia akan berakhir pada 28 Desember 2025.

“Ini menurut saya lebih ke operasional ya, karena setelah akuisisi tersebut, pengendali operasional tetap dipegang Vale [Canada] sebagai pihak yang memiliki tenaga ahli dan teknologi. Apabila MIND ID ingin menjadi pengendali penuh dalam konteks kepemilikan saham, artinya mereka perlu mengakuisisi lebih dari 14% [saham INCO],” ujarnya saat dihubungi, Selasa (15/8/2023).

Sesuai dengan Undang-Undang No. 30/2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (UU Minerba), porsi minimum kepemilikan saham negara di perusahaan minerba asing adalah sebesar 51% sebagai syarat untuk perpanjangan izin operasi lewat IUPK. Dengan demikian, Vale Indonesia diwajibkan untuk mendivestasikan paling sedikit 11% sahamnya. 

Lokasi penambangan nikel yang dioperasikan oleh PT Vale Indonesia Tbk di Sorowako, Sulawesi Selatan, Minggu (12/6/2022). (Dimas Ardian/Bloomberg)


Saat ini, pemegang saham terbesar Vale Indonesia adalah Vale Canada dengan kepemilikan 43,79% porsi saham. Berikutnya adalah MIND ID dengan kepemilikan 20% dan Sumitomo Metal Mining sebesar 15,03%. Adapun, kepemilikan publik pada Vale sebesar 21,18%.