Logo Bloomberg Technoz

Pada 2018, PlumeLab bahkan merilis perangkat keras di pasar Inggris. Berukuran tinggi sekitar 10 cm, perangkat ini mengirim data secara real-time kualitas udara ke aplikasi dengan empat level, dari polusi rendah hingga tertinggi. Perangkat ini bisa memberi mode peringatan berwarna.

Perangkat pemantau kualitas udara milik Plume Labs SAS. (Dok: Bloomberg)

Nafas

Aplikasi ini dapat kamu temukan di toko aplikasi dengan memberi informasi polusi udara di sekitar pengguna secara nyata dan sebagai langkah pencegahan serta melindungi kesehatan.

Aplikasi karya eks CMO Gojek, Piotr Jakubowski dan Nathan Roestandy ini juga memberi rekomendasi menghindari polusi dan daerah yang relatif punya kualitas udara lebih baik. Terdapat data kualitas udara secara mingguan yang bisa pengguna pantau. Fitur lain Nafas adalah anjuran kegiatan olahraga di lokasi pengguna, disesuaikan dengan kualitas udara saat itu.

IQAir AirVisual

Aplikasi dari IQAir AG ini mirip dengan Nafas ataupun PlumeLab. Informasi kualitas udara yang mereka pantau diklaim mencakup 500 ribu lebih lokasi dari stasiun pemantau milik pemerintah, serta tervalidasi oleh sensor milik perusahaan. Dapat mendeteksi polutan utama seperti PM2.5, PM10, ozon, nitrogen dioksida, sulfur dioksida, dan karbon monoksida.

Direkomendasikan untuk penderita gangguan pernafasan, seperti alergi debu, asma, ataupun pengendara, bahkan yang aktif berolahraga di luar ruang. Aplikasi dalam memprakirakan peta kualitas udara dalam waktu 48 jam. Terdapat peta 2D dan 3D untuk memantau indeks polusi di seluruh wilayah di dunia.

ISPUNet KLHK

Sejatinya pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan mempunyai aplikasi informasi kualitas udara melalui ISPU Net, atau informasi mutu udara yang tepat dan akurat. Namun informasi yang disampaikan KLHK periode 2021, hanya terdapat 39 alat pemantau, dan baru akan ditambah 14 lagi Air Quality Monitoring Station (AQMS) pada tahun yang sama.

Monitor kualitas udara ISPUNet setipe dengan aplikasi lain, dengan chart bar 7 indikator utama polutan di dalamnya. Terdapat grafik 24 jam dan peta lokasi, serta keterangan kualitas udara yang dibedakan dalam waktu. Hijau untuk baik, biru artinya kualitas udara dapat diterima, kuning kategori tidak sehat, dan merah sangat tidak sehat.

Data kementerian mencatat kualitas udara sepanjang pandemi Covid-19 di beberapa kota di Indonesia mengalami perbaikan. data AQMS untuk PM 2,5 terjadi perbaikan 32-35 persen. 

“Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, pada periode yang sama, hampir seluruh kota mengalami perbaikan kualitas udara, kecuali daerah yang dipengaruhi kejadian karhutla. Kami terus melakukan pemantauan rutin setiap hari,” ungkap Karliansyah, Direktur Jenderal Pengendalian Pencemaran dan Kerusakan Lingkungan (PPKL) kala itu.

(wep)

No more pages