Logo Bloomberg Technoz

Pengamat: Platform E-commerce Jangan Promosi Produk Cross Border

Yunia Rusmalina
15 August 2023 11:40

Pembawa siaran menawarkan produk melalui layanan live shopping di Social Bread, Tangerang, Kamis (3/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Pembawa siaran menawarkan produk melalui layanan live shopping di Social Bread, Tangerang, Kamis (3/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Peneliti INDEF Nailul Huda menyatakan selama ini produk lokal, tidak bisa bersaing dengan barang masuk dari luar negeri (impor) karena platform e-commerce ataupun social commerce memanfaatkan layanan pasar perdagangan online lintas batas atau cross border commerce, seperti Shopee dan TikTok.

“Cukup gampang dijumpai, seperti Shopee, e-commerce maupun social commerce, termasuk TikTok,” kata  Nailul Huda kepada Bloomberg Technoz, Selasa (15/8/2023).

Jika nilai transaksi e-commerce diprediksi Rp400 miliar dan dengan menggunakan asumsi transaksi cross border mencapai 10%, tegas Nailul Huda, terdapat perputaran uang Rp40 triliun produk impor yang diuntungkan.

“Makanya kita perlu komitmen dari platform untuk membatasi cross border commerce dan jangan memberikan promo apapun untuk produk cross border commerce dan produk impor sehingga produk lokal bisa bersaing,” kata dia.

Ia menambahkan aturan barang impor harus diperlukan sama dengan produk domestik, agar menciptakan persaingan usaha secara sehat. “Idealnya barang impor juga diberikan perlakuan sama seperti barang produksi domestik mbak dimana ada persyaratan dan biaya yang diperlukan untuk administrasi produk,” jelas dia.

Ilustrasi perjualan live di platform TikTok Shop. (dok Bloomberg)