Logo Bloomberg Technoz

Kenaikan premi risiko RI semakin memberikan tekanan lebih besar pada rupiah hari ini di tengah sentimen negatif eksternal.

Kekhawatiran terhadap kondisi China menyusul masalah di sektor properti yang semakin pelik ditambah kasus gagal bayar manajer investasi terbesar di Negeri Panda, memperburuk outlook pemulihan perekonomian negara dengan ukuran ekonomi terbesar kedua di dunia itu. 

Yuan terseret ke level terlemah kemarin dan membuat valuta Asia ikut terperosok jatuh dengan rupiah kehilangan sampai 100 bps ke level terendah sejak Maret lalu.

Di sisi lain, rebound inflasi harga produser memantik potensi kenaikan inflasi personal consumption expenditure (PCE) pada Juli sehingga menaikkan lagi perkiraan pasar terhadap peluang kenaikan bunga Federal Reserve sebesar 2 bps pada kuartal IV-2023 ini.

Di pasar derivatif, kontrak non deliverable forward USD/IDR tercatat semakin menguat dan pagi ini diperdagangkan di kisaran Rp15.355 untuk kontrak 1 pekan ke depan dan di rentang Rp15.333 untuk 1 bulan ke depan.

(rui)

No more pages