Logo Bloomberg Technoz

Tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, angka penyaluran kredit pada Juli juga jauh lebih rendah dibandingkan dengan pencapaian pada tahun 2022, yaitu 679 miliar Yuan, dan 3,05 triliun Yuan pada Juni.

“Pada hari Selasa, China dijadwalkan merilis data ekonomi bulan Juli yang diprediksi akan memperlihatkan tidak ada pertumbuhan dari bulan Juni untuk data Industrial Production, dan Fixed Asset Investment,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, kecemasan baru timbul dari China usai salah satu pengelola kekayaan (wealth manager) swasta terbesar di negara itu terjadi gagal bayar pada beberapa produk dengan imbal hasil yang tinggi.

Sebanyak tiga perusahaan menyatakan pada Jumat kemarin bahwa mereka tidak menerima kupon pembayaran dari imbal hasil produk yang dikeluarkan oleh perusahaan yang terkait. Adapun pada sebelumnya, investor sudah dibuat gelisah karena khawatir akan kesehatan ekonomi dan pasar keuangan China.

"Dengan meningkatnya kejadian gagal bayar dan data kredit Juli yang mengecewakan, kita mungkin akan melihat peningkatan dukungan kebijakan untuk menstabilkan pertumbuhan dan menjamin stabilitas keuangan," tulis Analis JPMorgan Chase and Co. dalam risetnya, Senin (14/8/2023).

Dari dalam negeri, data ekspor-impor Indonesia pada Juli diperkirakan masih terkontraksi atau tumbuh negatif. Kelesuan ekonomi global sangat berpengaruh terhadap kinerja perdagangan luar negeri Indonesia. Sementara Badan Pusat Statistik (BPS) akan mengumumkan data perdagangan internasional Indonesia Juli pada hari ini, 15 Agustus.

Konsensus yang dihimpun Bloomberg yang melibatkan 19 institusi menghasilkan median proyeksi pertumbuhan ekspor Juli -19,3% secara tahunan (year-on-year/yoy). Meski masih mencetak angka negatif, tetapi sedikit membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang tumbuh -21,18% yoy.

Untuk impor, konsensus Bloomberg menghasilkan angka median proyeksi pertumbuhan Juli sebesar -15,38% yoy. Membaik dibandingkan bulan sebelumnya yang -18,35% yoy.

Dengan data tersebut, neraca perdagangan Indonesia masih berhasil mencetak surplus. Konsensus Bloomberg menghasilkan median proyeksi sebesar US$2,56 miliar. 

Jika sesuai, maka surplus neraca perdagangan Indonesia akan terjadi selama 39 bulan berturut-turut. Namun surplus itu mengecil dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat US$3,46 miliar.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG menguat 0,44% ke 6.910 disertai dengan munculnya volume pembelian dan mampu berada di atas MA-20, namun demikian IHSG sempat menembus area supportnya 6.834.

“Pada skenario terbaiknya (label merah), saat ini IHSG sudah menyelesaikan wave iv dan berpeluang melanjutkan penguatannya untuk membentuk wave v ke rentang 6.966-7.013,” papar Herditya dalam risetnya pada Selasa (15/8/2023).

Herditya juga memberikan catatan, namun tetap cermati suport 6.834, apabila kembali tertembus, maka IHSG akan kembali terkoreksi ke rentang area 6.793-6.800 untuk membentuk wave iv pada label hitam.

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, AALI, ADRO, UNVR dan WIFI.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Senin kemarin IHSG menguat 0,44% ke 6.910, dengan investor asing mencatatkan net sell sejumlah Rp656,06 miliar pada reguler market. 

Melihat hal tersebut, CGS-CIMB memperkirakan IHSG berpotensi bergerak dalam tren sideways cenderung hari ini, dengan support 6.870–6.830 dan resistance 6.950–6.970.

Dengan saham rekomendasinya ialah ADMR, INTP, BMRI, ASII, BBNI dan SMGR.

(fad/wep)

No more pages