Yuan terseret ke level terlemah kemarin dan membuat valuta Asia ikut terperosok jatuh dengan rupiah kehilangan sampai 100 bps ke level terendah sejak Maret lalu.
Di sisi lain, rebound inflasi harga produser memantik potensi kenaikan inflasi personal consumption expenditure (PCE) pada Juli sehingga menaikkan lagi perkiraan pasar terhadap peluang kenaikan bunga Federal Reserve sebesar 25 bps pada kuartal IV-2023 ini.
Di pasar derivatif, kontrak non deliverable forward USD/IDR tercatat semakin menguat dan pagi ini diperdagangkan di kisaran Rp15.355 untuk kontrak 1 pekan ke depan dan di rentang Rp15.333 untuk 1 bulan ke depan.
Hari ini pemerintah menggelar lelang sukuk negara (SBSN) dengan target indikatif Rp6 triliun, yang di tengah tekanan yang masih berlangsung di pasar surat utang negara.
Pelaku pasar juga menanti rilis data neraca perdagangan Indonesia Juli yang akan dipublikasikan siang hari ini dengan proyeksi kinerja ekspor dan impor RI melanjutkan kontraksi. Kontraksi itu sudah diperkirakan menyusul terus lesunya permintaan global dan pesta harga komoditas yang telah usai. Meski, surplus neraca dagang masih diperkirakan berlanjut walau dengan nilai yang kian mengecil.
Tekanan terhadap rupiah terbilang besar sejak Agustus dan mendorong bank sentral lebih agresif menggelar operasi moneter untuk mendukung otot rupiah.
Guyuran valas
Bank Indonesia agresif mengguyur pasar dengan dolar AS melalui operasi moneter FX Swap jual sejak awal bulan sampai 11 Agustus dengan nilai jual menembus US$3,48 miliar. Angka itu didapatkan dari delapan kali gelar lelang FX Swap.
Dengan acuan kurs tengah BI sebesar Rp15.225/US$ per 11 Agustus lalu, angka itu setara dengan Rp52,98 triliun. Bila dibandingkan dengan nilai transaksi FX Swap jual selama Juli yang sebesar US$2,75 miliar, maka nilai yang dicatat dalam 11 hari bulan ini terbilang besar karena telah melampaui angka penuh bulan lalu.
Berdasarkan data Bank Indonesia, operasi moneter FX swap BI selama Juli mencatat nilai penyerapan bersih hingga US$3,22 miliar, sekitar Rp48,59 triliun. Angka itu berasal dari angka masuk US$5,97 miliar dan angka keluar US$2,75 miliar.
(rui)