Dia membandingkan dengan karhutla yang tejadi selama periode tahun 2019 dan 2018 yang mana pada saat itu karhutla masih lebih terfokus ke daerah-daerah seperti Kalbar, Kalteng, Kalsel.
BNPB menyarankan agar tiap-tiap daerah mewaspadai terjadinya karhutlah ini utamanya daerah Sumatera dan Kalimantan.
“Kalimantan di sini di berbagai kabupaten atau kota (Kalimantan timur dan Utara) kini sudah semakin signifikan. Ini benar-benar meski kita waspadai. Jangan sampai nanti kita bisa membuat kesiap siagaan lebih baik, untuk yang prioritas tapi kita luput melihat provinsi sebelahnya,” ujar Agus lagi sebagaimana konferensi pers yang diadakan secara online.
“Jadi jangan sampai satu tempat bisa kita kendalikan, tempat lain justru menimbulkan karhutla,” sambungnya.
Terkait dengan provinsi prioritas karhutla, BNPB Indonesia telah menyiapkan personel dan alat-alat pendukung.
“Pada intinya, kami mengharapkan teman-teman di daerah, khususnya provinsi itu benar-benar bisa melihat alat kelengkapan personel yang mereka punya. Kemudian melihat potensi kejadian karhutlah mungkin terjadi daerah tersebut,” katanya.
(prc/ezr)