Dalam beberapa bulan terakhir, sejumlah negara telah mengesahkan undang-undang dengan hukuman seperti denda yang besar hingga hukuman penjara. Di Bali, penduduk setempat memiliki hotline baru yang dapat digunakan untuk membuat aduan terhadap pengunjung. Indonesia pun telah mendeportasi lebih banyak turis sepanjang tahun ini dibandingkan dengan 2022.
"Kota tua di Dubrovnik bukan sebuah diskotik," kata Jelka Tepšić, wakil walikota kota bersejarah di Kroasia itu. Dia menegaskan, ada orang-orang yang benar-benar tinggal di kota itu."Mereka ingin istirahat malam yang nyenak."
Tepšić mengatakan wisatawan perlu diingatkan bahwa mereka berada di Situs Warisan Dunia UNESCO dan perilaku tertentu tidak pantas ditunjukkan di sana. Di antaranya seperti duduk sambil makan dan minum di tangga bangunan bersejarah, melewati zona khusus pejalan kaki dengan sepeda atau skuter, hingga berjalan-jalan di kota hanya mengenakan pakaian renang.
"Ini bukan pantai," katanya.
Dubrovnik merilis video pada Juni untuk mengingatkan wisatawan tentang apa yang harus dan tidak boleh mereka lakukan. Video yang diberi judul Respect the City (Hormati Kota Ini) diputar di kapal pesiar, penerbangan, hingga bandara. Langkah ini merupakan bagian dari proyek yang lebih besar, yang dimulai pada 2018 untuk membersihkan citra kota yang terlalu padat.
Selain itu, ada sebuah suara yang mengganggu. Suara itu dari koper beroda yang diseret di jalan-jalan batu kapur oleh turis yang punya waktu luang sebelum penerbangan mereka. "Suara itu sangat, sangat berisik," kata Tepšić. "Dubrovnik punya ribuan anak tangga."
Walhasil, jangan kaget jika Anda dihentikan oleh polisi. Mereka bertugas memperingatkan pengunjung jika melihat perilaku yang tidak diinginkan.
Sementara itu, di Italia, para turis yang menghentikan mobil mereka dan menghalangi jalan yang menghadap ke teluk pemandangan pusat kota Portofino akan didenda hingga 279 euro.
Peraturan kota yang disahkan pada April itu melarang orang-orang menghalangi lalu lintas di tempat paling populer, antara Piazzetta hingga dermaga Molo Umberto I dari pukul 06.00 hingga 18.00 selama musim panas hingga Oktober.
Pengunjung masih dapat berjalan-jalan di area ini dan berswafoto sepuasnya di depan alun-alun ikonik yang dilapisi dengan fasad berwarna cerah.
"Tujuannya bukan untuk menjadikan lokalitas eksklusif, tetapi untuk memungkinkan semua orang menikmati keindahan Portofino," kata Walikota Matteo Viicava kepada media lokal.
Italia terus menerapkan hukuman untuk turis-turis berperilaku buruk. Menurut undang-undang yang disahkan pada April, hukuman itu termasuk denda hingga 60.000 euro dan kemungkinan hukuman penjara karena merusak monumen bersejarah negara. Undang-undang dibuat setelah banyak terjadi insiden yang melibatkan aktivis iklim hingga turis yang mencoret-coret dinding Colosseum Roma.
Beberapa politisi bahkan mengatakan denda dan ancaman penjara saja tidak cukup. Pada akhir Juli, seorang turis bertingkah di Air Mancur Trevi di Roma, memanjat salah satu patung dan terjun ke air di tengah kerumumnan penonton yang bersorak. Setelah itu, seorang anggota dewan kota menyarankan untuk menutup air mancur tersebut.
Bali juga mengambil tindakan tegas untuk menghukum para turis yang berperilaku buruk. Seorang pejabat di Bali mengatakan kepada CNN Indonesia, hingga 6 Agustus, Indonesia telah mendeportasi 198 turis, lebih banyak dari jumlah total pada 2022. Satuan tugas baru sedang bekerja untuk menindak para turis yang tidak sopan, juga para pengunjung yang memperpanjang visa secara ilegal.
"Partisipasi masyarakat tentunya sangat dibutuhkan dalam mengawasi dan menindak wisatawan yang berperilaku buruk," demikian bunyi salah satu pengumuman satgas, yang mengacu pada hotline lokal khusus untuk melaporkan perilaku buruk wisatawan asing.
Selain itu, Bali juga mengeluarkan aturan terkait perilaku para turis pada Juni. Di antaranya, melarang mereka memasuki tempat-tempat suci kecuali untuk beribadah dengan pakaian sopan. Para turis juga dilarang menjelek-jelekkan, baik secara langsung maupun di media sosial.
Sementara di Amsterdam, pemerintah merilis video kampanye terbaru yang menyerupai reality TV polisi. Dalam video tersebut, terlihat sebuah botol bir yang dihancurkan di jalan dan pengunjung pria ditangkap dengan latar belakang lampu biru dan merah yang berkedip-kedip.
"Datang ke Amsterdam untuk malam yang berantakan? Menjauhlah," bunyi pesan itu. Kalau tidak, mereka akan mendapatkan denda, diberi catatan penangkapan, dan "prospek yang lebih sedikit."
Kepada Bloomberg, juru bicara kota mengatakan hasil dari kampanye itu diharapkan bisa terlihat pada September.
(bbn)