Logo Bloomberg Technoz

Generasi Muda Kuasai Investasi Tapi Literasi Keuangan Masih Minim

Krizia Putri Kinanti
14 August 2023 18:10

Suasana penumpang MRT di Jakarta, Senin (12/6/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana penumpang MRT di Jakarta, Senin (12/6/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Ketua Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS) Purbaya Yudhi Sadewa mengatakan potensi investasi pasar keuangan di Indonesia kedepan akan datang dari kalangan generasi muda namun sayangnya hal tersebut tidak diikuti oleh literasi keuangan yang baik.

Menurut catatan LPS, tahun lalu indeks inklusi keuangan di Indonesia telah mencapai 85,10%, namun hal tersebut tidak diimbangi dengan peningkatan indeks literasi keuangan, yang hanya mencapai 49,68%. Artinya, saat ini banyak masyarakat yang sudah mengetahui produk keuangan tetapi belum banyak yang mengerti dan memahami risiko dari produk investasi.

“Dari angka 2022 dan 2023 tersebut masih terdapat gap (kesenjangan) yang perlu diseimbangkan antara inklusi dan literasi, satu sisi peneterasi produk dan jasa keuangan berkembang cukup pesat tapi di sisi lain pemahaman resiko-resiko menyertai belum dipahami masyarakat,” katanya pada acara Like It yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia, Senin (14/8).

Untuk tahun ini, otoritas keuangan menargetkan indeks literasi keuangan dapat meningkat mencapai 53% dan inklusi keuangan 88%.

Purbaya menambahkan Data Statistik Kustodian Sentral Efek Indonesia pada awal Agustus 2023 menunjukkan basis investor di pasar modal didominasi generasi muda berusia dibawah 30 tahun sebesar 57,26% dari total investor retail, dan ini berpotensi tumbuh lebih besar jika mengacu data BPS.

Pada kesempatan yang sama Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan pentingnya memahami literasi keuangan ketika melakukan investasi. Masyarakat harus mengerti fundamental dari instrumen investasi yang dipilih sehingga dapat menurunkan potensi kerugian hingga penipuan.

“Karena orang yang mau mengambil atau menarik uang Anda untuk diinvestasikan, mereka pasti cerita yang bagus-bagus. And that’s why you need to be literate. Dia mau cerita apa saja karena yang diincar uang Anda untuk investasi atau untuk ditipu tadi. Jangan lihat mukanya, lihat angkanya, lihat datanya, lihat fundamentalnya,” katanya.

Sri Mulyani mengungkapkan sebanyak 85% masyarakat sudah menggunakan jasa keuangan, baik itu melakukan transaksi seperti menabung dan berinvestasi. Namun, literasi keuangannya masih sekitar 50% saja.

“Ini berarti banyak masyarakat kita yang sudah menggunakan jasa keuangan, tapi literasinya baru 50%. Itu adalah suatu PR buat kita semuanya,” ujar Menkeu.

BPS memperkirakan Indonesia akan menikmati puncak bonus demografi yakni penduduk usia produktif lebih besar dari usia non produktif pada 2020-2030 dimana jumlah usia produktif pada 2030 sebesar 68% dari total jumlah penduduk.

“Data tersebut menunjukkan bahwa potensi investasi di pasar keuangan Indonesia ke depan akan datang dari generasi muda yang sadar investasi, sadar investasi perlu diikuti literasi keuangan pendalaman pasar keuangan,” katanya.