"The Fed tampaknya jauh lebih maju daripada pasar dalam mengakui bahwa jalur menuju soft landing masih jauh dari pasti." Soft lending adalah kondisi ketika ekonomi mengalami perlambatan pertumbuhan dengan inflasi yang tak terlalu tinggi.
Komite siklus bisnis dari National Bureau of Economic Research, yang merupakan lembaga penentu resmi resesi di AS, mendefinisikan resesi sebagai penurunan signifikan dalam aktivitas ekonomi yang berlangsung lebih dari beberapa bulan.
Penentuan kondisi ini dapat memerlukan waktu hingga 21 bulan untuk menyatakan kejadian seperti itu, setelah grup itu memproses laporan-laporan awal yang beragam dan revisi data.
Jalannya tidak mudah: Studi oleh mantan Wakil Gubernur the Fed, Alan Blinder menemukan bahwa dari 11 pengetatan kebijakan moneter dari 1965 hingga 2022, empat menghasilkan hasil yang mendekati sukses dengan inflasi yang stabil atau lebih rendah, sisanya adalah hard landing dengan kembali terjadinya inflasi dua tahun kemudian.
Ekonom Bloomberg Anna Wong mengatakan bahwa seputar kemungkinan resesi ini, indikator yang menonjol dan tidak menunjukkan hal itu terjadi adalah data penggajian, Sebab “banyak bisikan mengenai revisi turun yang besar, yang berpotensi mengubah angka penggajian di sektor non-pertanian menjadi negatif dalam beberapa bulan terakhir.”
“Namun, kita tak akan tahu angka 'asli' 2022 hingga tahun depan, dan kita hanya akan tahu pada 2025 bagaimana angka 'asli' 2023 terlihat,” kata dia.
Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC), sebuah kelompok pengatur kebijakan bank sentral AS memperkirakan inflasi mencapai target 2% segera setelah 2025. Namun, realisasi ekonomi yang moderat dengan harga stabil akan cukup jelas dalam data yang masuk akhir tahun depan atau tahun berikutnya.
FOMC memperkirakan suku bunga akan lebih tinggi dalam waktu yang lebih lama. Mereka mengantisipasi suku bunga sebesar 4,6% di akhir tahun depan.
The Fed menaikkan suku bunga bulan lalu ke kisaran antara 5,25% dan 5,5%, tertinggi dalam dua dekade, dan memberi sinyal mereka mungkin akan menaikkan lagi tahun ini.
Data ekonomi AS terbaru telah melampaui proyeksi ekonom. Tingkat pengangguran 3,5% termasuk yang terendah dalam beberapa dekade, sementara ukuran inflasi di Juli menunjukkan kenaikan berturut-turut terkecil dalam lebih dari dua tahun. Meskipun itu mendukung soft landing, itu tidak serta merta menyingkirkan kemungkinan kenaikan harga di masa depan.
"Saya rasa kita tak bisa tahu apakah ada soft landing tanpa melihatnya dari belakang," kata Neil Dutta, kepala ekonomi di Renaissance Macro Research LLC, yang melihat potensi "boom inflasi" saat harga minyak naik dan harga rumah tinggi yang bisa berdampak pada biaya sewa.
Kekhawatiran ini telah digaungkan oleh para pembuat kebijakan yang ingin menghindari kesalahan tahun 1970-an berulang, yaitu ketika the Fed terlalu cepat mengendurkan upaya untuk menahan inflasi.
"Hasil terburuk untuk semua orang, tentu saja, adalah tidak menangani inflasi sekarang, tidak menyelesaikannya," kata Powell pada Juli.
(bbn)