FX swap adalah salah satu bentuk operasi moneter bank sentral untuk mengelola likuiditas valas dan rupiah. Dengan instrumen FX swap, bank yang memiliki kelebihan likuiditas dolar AS bisa menukarkannya dengan rupiah dalam jangka waktu tertentu.
FX swap menjadi bagian dari upaya Bank Indonesia membentengi tekanan pada rupiah agar stabilitas nilai tukar dapat dipertahankan lebih lama. Selain instrumen swap, BI juga menjaga rupiah dengan operation twist, intervensi langsung di pasar spot dan pasar NDF dan terakhir yaitu menjalankan lelang term deposit valas devisa hasil ekspor.
Rupiah belum cukup sokongan
Nilai rupiah hari terjerembab di level terlemah sejak Maret lalu ke posisi Rp15.326/US$ pada perdagangan di pasar spot, Senin siang (14/8/2023).
Rupiah kesulitan melawan dominasi dolar Amerika yang menjadi buruan baru para pemodal global yang tersulut aksi jual di pasar surat utang global dan kini saham juga ikut terpukul sell-off.
Para pelaku pasar global menghadapi kekhawatiran yang semakin besar melihat kinerja sektor properti China yang kian terpukul dan memupus optimisme pemulihan ekonomi negeri itu.
Pada saat yang sama, data inflasi harga produsen AS pada Juli yang mencatat rebound diperkirakan akan diikuti pula oleh inflasi indeks harga pengeluaran belanja pribadi (PCE price index) bulan lalu. Dengan data yang menjadi favorit Federal Reserve, bank sentral AS, dalam menentukan kebijakan bunga acuan, potensi kenaikan Fed fund rate (FFR) menjadi kembali besar.
Di pasar swap, para pedagang menaikkan perkiraan kenaikan bunga acuan the Fed pada November dan Desember hingga di atas 30%. Sebulan lalu, angka probabilitasnya baru 26%. Sementara pada FOMC September, the Fed diperkirakan akan menahan bunga acuan di level saat ini di 5,5%.
Berbagai sentimen itu menyulitkan rupiah untuk bangkit dengan aksi pemodal terus menjual surat utang pemerintah RI. Terindikasi dari kenaikan yield atau imbal hasil tenor 10 tahun ke tenor 6,391%.
Di sisi lain, kinerja ekspor diperkirakan akan terus melemah dan akan menyulitkan upaya otoritas mengerek suplai valas di pasar domestik melalui kebijakan devisa hasil ekspor. Badan Pusat Statistik akan melaporkan data kinerja perdagangan Juli pada Selasa esok (15/8/2023).
Selama periode 1-10 Agustus, gelar lelang DHE baru membukukan nilai penawaran masuk US$161,25 juta atau tak sampai Rp3 triliun.
Kepemilikan asing di SBN per 10 Agustus lalu mencapai Rp854,31 triliun, masih belum kembali ke titik tertinggi selama 2023 pada 27 Juli lalu sebesar Rp856,7 triliun.
(rui/roy)