Bloomberg News
Bloomberg, Meski menghadapi sanksi dari berbagai negara, ekonomi Rusia menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dari perkiraan, setelah empat kuartal sebelumnya mengalami kontraksi. Negara tersebut diperkirakan akan kembali ke level ekonomi sebelum perang pada tahun depan.
Setelah invasi ke Ukraina, ekonomi Rusia mengalami penurunan terpanjang dalam lebih dari lima tahun. Namun, dengan dukungan kebijakan fiskal untuk upaya perang, produk domestik bruto (PDB) Rusia tumbuh 4,9% di kuartal kedua.
Asesmen awal oleh Federal Statistics Service Rusia pada Jumat (12/08/2023) lebih tinggi dari mayoritas proyeksi dalam survei Bloomberg. Proyeksi median dari para analis hanya menunjukkan kenaikan sebesar 3,9%. PDB Rusia telah menunjukkan pertumbuhan kuartalan, yang menjadi lebih signifikan antara April dan Juni.
"Jika kita membicarakan angka tahunan, pada 2024 Rusia akan melampaui level 2021," kata ekonom Rosbank, Evgeny Koshelev.

Natalia Lavrova, ekonom utama di BCS Financial Group, memprediksi pertumbuhan 2% pada 2023 dan mengatakan PDB mungkin mencapai ukuran pra-perang di pertengahan tahun depan.
Namun, perekrutan militer oleh Kremlin dapat menghambat pertumbuhan karena kelangkaan tenaga kerja yang semakin meningkat. Dengan Rusia berusaha merekrut lebih banyak sukarelawan untuk invasi Ukraina, ini berisiko mengurangi tenaga kerja. Presiden Vladimir Putin baru-baru ini menandatangani undang-undang yang meningkatkan usia wajib militer menjadi 30 tahun dari sebelumnya 27 tahun.
Kondisi lain yang menjadi tantangan bagi Rusia adalah pelemahan rubel dan penurunan pendapatan ekspor. Bank of Russia baru-baru ini meningkatkan proyeksi pertumbuhan tahunannya menjadi 1,5-2,5% untuk 2023.
Namun, para pembuat kebijakan memperingatkan bahwa "kemampuan untuk meningkatkan produksi di ekonomi Rusia semakin terbatas oleh kondisi pasar tenaga kerja", yang meningkatkan risiko inflasi.
--Dengan asistensi Harumi Ichikura.
(bbn)