Ia lantas menyoroti simbol-simbol politik yang menguatkan analisisnya. Salah satunya, Ujang menyebut, terlalu kebetulan jika PAN dan Golkar mengumumkan dukungan untuk Prabowo di hari dan lokasi yang sama.
“Yang kedua, lihat saja bagaimana PAN dengan Golkar bersama-sama loh mendukung Prabowo di saat yang sama, di tempat yang sama. Itu kemungkinan ada arahan itu, kalau tidak ada arahan, pasti harinya berbeda, tempatnya berbeda gitu loh,” jelas Ujang.
“Secara politik, simbolnya seperti itu, saya sih melihatnya ada arahan Jokowi, sebagaimana skema awal dulu saat pertemuan di DPP PAN itu, dan berlanjut dengan tadi, dukungan koalisi besar kepada Prabowo saat ini,” sambungnya.
Direktur Parameter Politik Adi Prayitno juga menyebut bahwa dukungan Golkar dan PAN itu terkesan buru-buru dan mendada. Tidak ada angin dan tidak ada hujan kedua partai ini tiba-tiba menyatakan dukungan politiknya kepada Prabowo.
Padahal Golkar dalam hasil Munas empat tahun lalu mengamanatkan kepada Airlangga untuk jadi calon presiden dan belum pernah ada rapat besar di internal partai untuk mengubah keputusan itu.
“Begitu pun dengan PAN dalam rakornas mereka beberapa bulan lalu di Semarang mereka menyebut Ganjar Pranowo dari PDIP sebagai capres potensial mereka yang coba untuk disandingkan dengan Erick Thohir. Tidak ada mekanisme lagi setelah rakornas itu,” ujar dia.
“Tentu publik bertanya-tanya jangan-jangan ada kekuatan politik besar yang membisiki memberi masukan kepada partai dan Golkar untuk koalisi dan menyatakan dukungan politiknya kepada Prabowo.”
Tak Ada Arahan
Prabowo pada Minggu di acara deklarasi itu mengatakan tidak ada campur tangan Jokowi di balik deklarasi dukungan Golkar dan PAN untuk dirinya sebagai bakal calon presiden 2024.
"Pak Jokowi orangnya sangat demokratis, beliau sangat menghormati independensi dan hak setiap parpol, saya kira itu yang harus saya tegaskan," kata Prabowo usai deklarasi dukungan kedua partai itu di Museum Naskah Proklamasi, Jakarta Pusat,
"Jadi apapun keputusan partai mana pun beliau pasti restui. Apapun keputusan partai, pengalaman saya dan keyakinan saya, saya rasa semua ketua umum, beliau tidak akan melarang, tidak akan mendikte. Itu kenyataannya demikian," ujarnya.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan (Zulhas) yang menegaskan bergabungnya PAN dan Golkar adalah karena alasan masing-masing partai.
"Presiden nggak ada arahan. Nggak ada arahan dari Pak Jokowi," ucap Zulhas.
Dengan bergabungnya PAN dan Golkar, maka yang mengusung Prabowo telah terdiri dari empat parpol di parlemen, yakni Gerindra, PKB, Golkar, dan PAN.
(prc/ggq)