Logo Bloomberg Technoz

Pengamat politik Universitas Al-Azhar Indonesia Ujang Komarudin mengatakan dampak yang terjadi dari bergabungnya koalisi partai besar yang ada pemerintahan, seperti Golkar dan PAN ke koalisi Prabowo ini akan membuat PDIP sepi dukungan, meskipun PPP telah menyatakan diri bergabung dengan partai berlambang banteng tersebut. 

Ganjar Pranowo dan Puan Maharani saat menghadiri acara puncak Bulan Bung Karno di GBK, Juni 2023 (Dok. PDIP)

“Jadi dampaknya bagi PDIP ya semakin sepi dukungan, dan kelihatannya ditinggalkan oleh koalisi-koalisi besarnya yang gabung dengan Gerindra-PKB,” ucapnya.

“Itu konsekuensi berpolitik, konsekuensi bertarung di pilpres. Semua ada dinamikanya semua ada plus minusnya, ya kita lihat saja ke depan dinamikanya seperti apa.”

Prabowo sendiri menurut Ujang tampak serius ingin menang dalam pertarungan pilpres 2024 mendatang "Maka iya suka tidak suka, senang tidak senang, harus merangkul banyak partai dan saat ini sudah dibuktikan bahwa didukung oleh banyak partai," sambungnya.

Langkah Strategis Ditunggu

Ujang mengatakan langkah strategis ke depan yang harus dilakukan oleh Gerindra dalam merangkul koalisinya adalah dengan mencari calon wakil presiden (cawapres) yang potensial untuk memenangkan Prabowo, yang tentu saja harus disepakati keempat partai tersebut. 

“Jadi ya langkah berikutnya  harus dicari, bagaimana Prabowo dengan partai koalisinya itu mencari cawapres yang bagus yang disukai rakyat yang memiliki elektabilitas tinggi, yang banyak uang bisa memenangkan pertarungan di pilpres 2024,” kata Ujang. 

Ujang turut menyebutkan beberapa nama potensial yang dapat digadang masuk ke dalam radar cawapres mendampingi Prabowo seperti Ketua Umum PKB Muhaimin Iskandar, Menteru BUMN Erick Thohir, dan Walikota Solo Gibran Rakabuming Raka - putra sulung Presiden Joko Widodo (Jokowi) - jika MK menyetujui batas usia capres-cawapres minimal 35 tahun. 

Terkesan Terburu-buru

Adi mengatakan Golkar dan PAN terkesan terburu-buru dan membuat publik seolah bertanya-tanya. "Jangan -jangan ada kekuatan politik besar yang membisiki memberi masukan kepada partai dan Golkar untuk koalisi dan menyatakan dukungan politiknya kepada Prabowo."

Deklarasi dukungan Golkar dan PAN untuk Prabowo Subianto sebagai capres 2024 (Dok. Tim Media Prabowo)

Sebab, Ketua Umum Golkar Airlangga Hartarto maupun Ketum PAN Zulkifli Hasan mengemban ‘amanat’ masing-masing dari partai yang menaunginya.

“Kita tahu bahwa Golkar hasil munas empat tahun lalu mengamanatkan kepada Airlangga untuk jadi capres. Belum pernah ada rapat besar mekanisme besar di internal partai mengubah keputusannya itu,” jelas Adi.

“Begitupun dengan partai amanat nasional dalam rakornas mereka beberapa bulan lalu di Semarang mereka menyebut Ganjar sebagai capres potensial mereka yang coba untuk disandingkan dengan Erick Thohir tidak ada mekanisme lagi setelah rakornas itu, tiba-tiba terkesan mendadak pun juga mengumumkan dukungan politiknya kepada Prabowo Subianto,” sambungnya.

(prc/ggq)

No more pages