Logo Bloomberg Technoz

Kekeringan panjang yang dialami Jerman turut berdampak pada kecukupan air bagi warganya dalam memenuhi kebutuhan rumah tangga, industri serta pertanian. Di kota Hanover misalnya, penduduk yang menyiram rumput halaman mereka di hari-hari panas pada musim panas bisa dihukum dengan denda 50.000 euro (Rp836 juta), setara dengan biaya kuliah di Harvard selama satu tahun. 

Bahkan dengan meredanya panas ekstrem pada awal Agustus, para ilmuwan memperkirakan bahwa suhu akan kembali meningkat di berbagai wilayah Jerman dalam beberapa hari mendatang.

Musim panas di Jerman (Sumber: Bloomberg)

Pada pertengahan abad ini, kota Frankfurt berpotensi memiliki iklim yang mirip dengan Toulouse saat ini, sementara pada akhir abad ini, iklim di Berlin mungkin akan menyerupai Italia tengah

Bagian dari permasalah ini adalah kota-kota Jerman tidak dirancang untuk cuaca panas, bangunan-bangunan terbuat dari beton, atau berlapis kaca. Menanam pohon  juga belum mejadi prioritas di pusat kota.

Pemerintah sekarang berusaha mengejar ketertinggalannya. Bulan lalu, mereka mengeluarkan undang-undang untuk membuat infrastruktur kota lebih tangguh. Adapun bagian UU ini mewajibkan pemerintah daerah untuk menganalisis dampak perubahan iklim dan menghitung potensi dampak keuangan. Namun, implementasi rinci dari rencana ini masih memerlukan klarifikasi lebih lanjut.

"Masalah dengan perubahan iklim adalah politik hanya akan terlalu bereaksi dan merespons saat ada peristiwa ekstrem," kata Claudia Kemfert, kepala energi, transportasi, dan lingkungan di lembaga pemikiran  Institut Penelitian Ekonomi Jerman (DIW) Berlin. 

"Beradaptasi dengan perubahan iklim tidak dianggap dalam skala luas dan hampir tidak berperan dalam perencanaan perkotaan," sambungnya.

Beberapa kota telah memberikan contoh yang baik dalam menghadapi ancaman panas ini. Di lingkungan Rummelsburger Bucht, Berlin, fasad bangunan ditanami dengan tanaman, atap hijau, dan area beton rendah yang menyerap panas. Selain memberikan kesejukan, ruang hijau ini juga dapat menyerap air hujan dan mencegah sistem drainase dari kelebihan beban.

Di Berlin, lingkungan Rummelsburger Bucht penuh dengan fasad tanaman, atap hijau, dan area beton rendah yang menyerap panas. Seperti spons, ruang hijau semacam ini menyerap hujan lebat dan mencegah sistem pembuangan air limbah dari kelebihan beban. Bak penampungan bawah tanah di Rummelsburger juga memungkinkan air hujan disimpan dan digunakan kembali.

Bahkan Frankfurt maupun Berlin telah mengenalkan subsidi untuk proyek berkelanjutan seperti taman atap dan fasad hijau.

Dewan Bangunan Berkelanjutan Jerman mengingatkan bahwa pendingin udara dan pompa panas yang juga membantu mendinginkan ruangan akan menjadi bagian dari solusi. Namun, mengingat efek negatif AC terhadap iklim, ini harus menjadi opsi terakhir.

(bbn)

No more pages