Yellen juga menyoroti tingkat pengangguran yang secara historis rendah - 3,5% pada bulan Juli, yang telah membantu mendorong kenaikan gaji pekerja. Dia merujuk pada data yang menunjukkan pertumbuhan upah tahunan, yang tertinggal dari inflasi sejak April 2021, yang mulai mengalahkan harga lagi pada bulan Mei.
Dia juga menyoroti temuan sebuah makalah dari ekonom, Institut Teknologi Massachussetts (MIT) , David Autor, yang menunjukkan bahwa pasar tenaga kerja yang panas pasca-Covid-19 telah menguntungkan pekerja dengan upah rendah, mendorong penyempitan tak terduga dalam kesenjangan antara pendapatan lulusan perguruan tinggi dengan pendidikan yang lebih rendah.
"Ini telah memiliki dampak yang cukup besar dalam mengurangi ketidaksetaraan," kata Yellen.
"Saya berharap pencapaian penting yang telah kita capai selama dua setengah tahun terakhir akan menjadi sumber ketahanan dalam beberapa minggu dan bulan yang akan datang, meskipun kita melihat penurunan lebih lanjut dalam ekonomi kita."
Sekitar 15 bulan menjelang pemilihan presiden berikutnya dan kemungkian adanya pertandingan ulang antara Biden dan pendahulunya, Donald Trump, tampaknya para pemilih belum memberikan banyak pujian kepada Biden dalam hal ekonomi.
Menurut Situs web FiveThirtyEight, yang mengumpulkan data survei, angka persetujuan terbaru Biden sebesar 40%. Survei terbaru dari CBS News juga menemukan bahwa hanya 30% dari responden yang percaya bahwa pendapatan mereka dapat mengimbangi inflasi, dan 29% menilai ekonomi AS baik.
(bbn)