Logo Bloomberg Technoz

Di bawah sistem pembatasan harga, perusahaan-perusahaan dapat memindahkan minyak Rusia hanya jika mereka membayar kurang dari harga ambang, atau kehilangan akses ke layanan utama seperti asuransi.

Efeknya telah menbubah total perdagangan minyak global, dengan Moskow menemukan pembeli di India dan China untuk mengisi kekosongan karena Eropa menghindari membeli minyak dari Rusia. Rusia sangat bergantung pada armada kapal tanker tua karena terus mencari pasar untuk menjual minyak mentahnya. Transaksi itu telah membantu mengegrakkan harga rata-rata perdagangan minyak Rusia di atas batas US$60.

Dengan harga minyak Rusia yang diperdagangkan di atas harga yang ditetapkan negara-negara anggota G-7, kemungkinan kondisi ini mendorong harga lebih tinggi secara tidak sengaja dapat meningkat. Jika pengirim dan perusahaan asuransi semakin berhati-hati dalam mengambil kargo Rusia, hal ini berisiko semakin emmperketat suplai dan berpotensi mendorong harga minyak global ke level yang lebih tinggi.

Dalam sebuah pernyataan, juru bicara Departemen Keuangan AS Megan Apper mengatakan batas harga minyak berjalan, danmencatat penjualan di atas harga US$60 bukan merupakan pelanggaran jika mereka tidak menggunakan layanan koalisi G-7.

"Pendapatan minyak Rusia turun hampir 50% dari tahun sebelumnya," kata Apper. "Setiap uang yang dihabiskan oleh Rusia untuk menciptakan ekosistem di luar batas harga akan menghilangkan sumber daya dari kemampuannya untuk mendanai perang barbarnya."

Apper merujuk pada pidato Eric Van Nostrand, pejabat asisten menteri untuk kebijakan ekonomi pada 3 Agustus di London, yang menepis kecemasan seputar kenaikan harga minyak di atas level yang ditetapkan. Dia mengatakan batas itu masih membatasi pendapatan Rusia.

IEA mengatakan kekuatan harga minyak mentah Ural Rusia mencerminkan ketegangan di tengah penurunan suplai minyak oleh OPEC+. Rusiajuga melihat peningkatan permintaan dari kilang minyaknya setelah pemeliharaan musiman. Pembatasan ekspor oleh negara harus terus mendukung harga.

Dalam melebihi batas harga minyak yang ditetapkan, Moskow telah meningkatkan pendapatan minyaknya. IEA mengatakan Rusia memperoleh US$15,3 miliardari ekspor minyak mentah dan bahan bakarnya pada Juli, mengalami kenaikan hampir 20% dari bulan sebelumnya. Namun, pendapatan minyak negara itu turun lebih dari seperlima dari tahun sebelumnya.

Pendapatan dari ekspor minyak Rusia. (Sumber: Bloomberg)

Menanggapi sanksi negara-negara barat, Rusia berjanji untuk mengekang produksi minyak sebesar 500.000 barel per hari, menggunakan produksi pada Februari sebagai garis dasar. Ada sedikit bukti kepatuhan Rusia terhadap komitmen ini di awal tahun, namun IEA mengatakan Moskow "lebih dari mematuhi" pemotongan sukarela ini pada Juli. Rusia juga telah berjanji mengurangi ekspor minyak mentah pada Agustus sebesar 500.000 barel per hari, dan akan melanjutkan pengurangan tersebut pada September.

Ekspor minyak Rusia tetap stabil pada Juli, di angka 7,3 juta barel per hari setelah menurun pada Juni. Menurut IEA, pengiriman bahan bakar yang lebih tinggi membantu mengimbangi pemuatan minyak mentah yang lebih rendah.

Produksi minyak Rusia yang disoroti IEA:

- Produksi minyak mentah Rusia di bulan Juli sekitar 9,4 juta barel per hari, turun sekitar 50.000 barel per hari dari Juni.
- IEA memperkirakan produksi minyak Rusia tahun ini menyentuh angka 10,86 juta barel per hari, turun 230.000 barel per hari dari tahun 2022.
- Ekspor minyak mentah turun 200.000 barel per hari menjadi 4,6 juta.
- Data menunjukkan China dan India menyumbang sekitar 80% dari semua pengiriman Rusia.

--Dengan asistensi dari Christopher Condon.

(bbn)

No more pages