Logo Bloomberg Technoz

BMKG Sebut Fenomena Inversi di Balik Polusi Udara Jakarta

Yunia Rusmalina
11 August 2023 17:30

Suasana gedung perkantoran yang diselimuti polusi di Jakarta, Senin (7/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)
Suasana gedung perkantoran yang diselimuti polusi di Jakarta, Senin (7/8/2023). (Bloomberg Technoz/ Andrean Kristianto)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Badan Meteorologi Klimatologi Geofisika (BMKG) mencatat polusi udara Jakarta memang kerap memburuk setiap memasuki musim kemarau. Lembaga tersebut pun memprediksi kualitas udara di ibu kota akan meningkat secara fluktuatif pada Juli hingga September 2023.

"Biasanya kualitas titik musim kemarau sedang mencapai tinggi-tingginya. Sehingga memang berakibat pada produksi kualitas udara yang kurang baik," kata Plt Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Ardhasena Sopaheluwakan.

Menurut dia, secara periodik, kualitas udara Kota Jakarta akan lebih baik pada malam hingga dini hari. Kualitas udara kemudian memburuk pada pagi hingga siang. Angka tersebut kembali membaik mulai sore.

BMKG mencatat pada musim kemarau kerap terjadi fenomena inversi. Hal ini terjadi saat adanya lapisan atmosfer yang hangat berada di atas lapisan atmosfer yang dingin. Pada kondisi normal, suhu atmosfer seharusnya turun seiring semakin tingginya lokasi. sehingga, lapisan atmosfer yang dingin justru berada di atas lapisan atmosfer yang hangat.

"Jadi ketika pagi di bawah itu cenderung lebih dingin di permukaan dibandingkan di lapisan atas. Sehingga itu mencegah udara itu untuk naik dan kemudian terdispensi," kata dia.