Dengan fenomena tersebut, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha memaparkan saat ini menjadi kesempatan emas bagi para investor untuk melakukan akumulasi Bitcoin sebelum momentum Halving Bitcoin yang diperkirakan akan terjadi pada 2024 mendatang.
“Halving Day Bitcoin ditunggu oleh para investor karena mampu meningkatkan kondisi pasar karena Bitcoin masih jadi penggerak utama dalam market aset kripto,” ujar Panji.
Halving Bitcoin yang terjadi sekitar empat tahun sekali bertujuan untuk membatasi produksi Bitcoin yang baru dengan cara memangkas hadiah kepada Miners menjadi setengah dari nilai reward sebelumnya. Adapun Halving akan berhenti dengan sendirinya ketika 21 juta Bitcoin telah habis diterbitkan.
Didukung dengan pasokan Bitcoin yang hanya tersisa 7,5% dari 21 juta Bitcoin dan dengan jumlah yang tidak dapat diubah, ini akan menunjukan pasokan Bitcoin menjadi semakin berkurang. Alhasil tingkat kelangkaan Bitcoin makin diperhitungkan.
Berdasarkan data historis, harga Bitcoin berpotensi reli panjang ketika momentum Halving terjadi hingga satu tahun setelahnya. “Sesuai dengan prinsip ekonomi, berkurangnya produksi Bitcoin dan meningkatnya jumlah permintaan Bitcoin maka harga Bitcoin akan melonjak, membuat investor harus bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan Bitcoin,” jelas Panji.
Berdasarkan data historis Bitcoin, setelah Halving Day yang terjadi pada tahun 2016 kemarin, Bitcoin sukses mencatatkan harga tertinggi sepanjang masa baru (All Time High/ATH) pada Desember 2017, dengan harga Bitcoin kala itu mencapai US$20.000.
Kemudian, saat Halving Day tahun 2020, Bitcoin mencapai ATH terbarunya pada April 2021, dengan harga mencapai US$64.000 yang merupakan harga tertingginya. Nilai ini meningkat mencapai rekor yang naik lebih dari 200% dari ATH sebelumnya.
Menariknya lagi, sejak tahun lalu hingga Agustus 2023 industri aset kripto tengah terjadi fase Bearish, yang sangat umum terjadi setelah Bitcoin mencapai level tertinggi sepanjang masa.
Fase Bearish ini telah terjadi setiap 4 tahun sekali dan sudah tercatat sebelumnya pada tahun 2014 dan 2018.
Untuk itu, Panji menganalisis pada 2023 ini merupakan momentum yang tepat bagi investor aset kripto untuk melanjutkan fase akumulasi dengan harganya yang relatif rendah. Panji menyarankan investor aset kripto untuk mulai melakukan investasi dengan metode masuk bertahap (Dollar Cost Averaging/DCA).
Pergerakan harga Bitcoin diproyeksi melanjutkan tren penguatan dengan melaju ke atas US$40.00 pada momentum Halving Day Bitcoin, atau dalam tren jangka panjang. Optimisme tersebut sejalan dengan indikator teknikal.
Prospek penguatan Bitcoin sebenarnya masih sangat terbuka lebar, dengan target optimistis mencapai US$65.000 atau kembali mencetak rekor ATH terbarunya bagi Bitcoin.
Hal ini sejalan dan sependapat dengan perusahaan mining Bitcoin seperti Riot Platforms, CleanSpark, hingga Hut 8 tengah mempercepat langkah yang akan dilakukan untuk memaksimalkan produksi mining Bitcoin.
(fad/wep)