Bloomberg Technoz, Jakarta - Setelah mencetak pertumbuhan impresif pada kuartal II-2023 terdorong oleh kinerja konsumsi rumah tangga yang melesat, perekonomian Indonesia pada kuartal III diperkirakan akan melambat ke angka 5%.

Prediksi perlambatan kinerja penjualan ritel pada Juli yang akan berlanjut pada September, di tengah tren pertumbuhan kredit yang juga masih lesu, kemungkinan membebani laju pertumbuhan ekonomi pada kuartal III. Meski belanja seputar Pemilu 2024 sudah mulai berlangsung sejak kuartal II, penurunan kinerja ekspor akibat pelemahan permintaan global dan kejatuhan harga komoditas diperkirakan akan mempengaruhi konsumsi menjadi lebih melambat. 

Hasil survei yang digelar oleh Bloomberg pada 44 ekonom yang dilangsungkan dari 7-10 Agustus, memperkirakan Produk Domestik Bruto Indonesia akan tumbuh lebih kecil sebesar 5% year-on-year, melambat dari capaian 5,17% di kuartal sebelumnya.

Sementara secara kuartalan, perekonomian RI diprediksi akan naik 1,75%, lebih kecil ketimbang perkiraan dari hasil survei sebelumnya sebesar 1,84%. Sementara itu, laju pertumbuhan pada kuartal IV-2023 diprediksi lebih kecil lagi di angka 0,35%, lebih rendah dibanding hasil survei sebelumnya sebesar 0,36%.

Sementara itu, hasil survei juga mencatat, risiko resesi yang dihadapi oleh Indonesia cuma 1% saja berdasarkan penghitungan oleh 12 responden.