Pemerintah Rusia tengah mengkaji pendekatan baru dengan “mengubah harga ke referensi alternatif untuk kepentingan pajak karena kuotasi minyak Ural sebagai indikator harga ekspor telah menurun,” sebut keterangan Kementerian Keuangan.
Bulan lalu, rata-rata harga minyak Ural adalah US$ 49,48/barel, terendah sejak Desember 2020. Sedangkan harga minyak brent mencapai US$ 77,82/barel.
Penerimaan Non-Energi Turun
Penurunan penerimaan ekspor gas juga membuat defisit anggaran melebar. Kemudian, penerimaan non-energi turun 28% karena perubahan rezim Pajak Pertambahan Nilai (PPN).
“Penurunan penerimaan dari minyak sudah diperkirakan, tetapi penurunan 30% dari pajak atas konsumsi domestik tidak bisa diterima. Kami memperkirakan penerimaan akan tetap rendah sehingga defisit anggaran menjadi 1,5% dari Produk Domestik Bruto (PDB) di atas proyeksi pemerintah,” kata Alex Isakov, Ekonom Bloomberg Economics.
Dalam pernyataan terpisah, Kementerian keuangan mengungkapkan Rusia telah menjual 3,6 ton emas dan CNY 2,3 miliar dari kas Sovereign Wealth Fund (SWF) untuk pembiayaan defisit. Mayoritas cadangan devisa Rusia telah dibekukan. Pemerintah masih yakin bisa mengarahkan defisit anggaran sesuai target.
(bbn)