Pihak kepolisian mengatakan setidaknya 120 orang ditahan sehubungan dengan tindak kriminal terkait protes itu.
Di sisi lain, para pengemudi taksi minibus telah kembali bekerja pada Jumat dini hari. Berdasarkan kesepakatan yang dicapai dengan Dewan Taksi Nasional Afrika Selatan (South African National Taxi Council/Santaco), pihak berwenang akan terus melakukan penyitaan terhadap kendaraan yang tidak layak jalan, beroperasi di rute yang salah, atau tidak melengkapi izin. Tim akan menyusun daftar pelanggaran besar lain yang dapat membuat mereka menyita taksi, dalam kurun waktu 14 hari.
"Keselamatan jalan untuk komuter dan pengguna jalan lain tidak dapat dinegosiasikan," kata pejabat kota dalam sebuah pernyataan. "Santaco sepakat bahwa mereka tidak akan pernah lagi melakukan pemogokan di tengah hari kerja, dan bahwa mereka akan selalu memberikan pemberitahuan setidaknya dalam kurun waktu 36 jam sebelum aksi pemogokan yang direncanakan."
Asosiasi pemilik taksi, yang tidak terlibat dalam kekerasan, menegaskan pemogokan telah berakhir.
"Pada masalah yang mendasar, kami sepertinya akan saling menemukan," kata Mandla Hermanus, ketua Santaco di provinsi Western Cape. "Kami meminta maaf kepada publik atas penderitaan dan ketidaknyamanan ini."
Sekolah Terganggu
Taksi minibus adalah moda transportasi utama bagi banyak penduduk di wilayah Cape Town karena sistem angkutan umumnya tidak memadai dan tidak dapat diandalkan. Pemogokan tersebut menyebabkan banyak warga Cape Town tidak dapat bekerja dan berdampak pada aktivitas sekolah bagi ratusan ribu anak karena terlalu berbahaya bagi mereka untuk bepergian.
Golden Arrow Bus Service (Pty) Ltd mengatakan sejumlah kendaraannya telah dirusak dan dihancurkan dalam kekerasan terkait pemogokan, sementara stafnya diintimidasi.
Sejumlah toko yang dimiliki oleh Woolworths Holdings Ltd. dan pengecer lain telah kehabisan produk segar karena gangguan pengiriman dan kurangnya staf. Beberapa bahkan telah menutup atau mengurangi jam operasionalnya.
"Sementara saya menyesalkan dampak dari kekerasan yang sama sekali tidak perlu ini, Cape Town telah menjadi preseden penting bagi masa depan Afrika Selatan," kata Hill-Lewis. "Dengan tetap menolak aksi kekerasan dan anarki, Cape Town tidak kehilangan satu inci pun dari komitmen kami terkait supremasi hukum."
(bbn)