Matthew Brockett - Bloomberg News
Bloomberg, Badan intelijen Selandia Baru (NZSIS) mengatakan bahwa China melakukan campur tangan asing di negara Pasifik Selatan itu. Hal ini diungkapkan dalam sebuah laporan tentang ancaman keamanan negara itu untuk pertama kalinya pada Jumat (11/8/2023) di Wellington.
Lembaga ini menyebutkan campur tangan asing itu bisa menyebabkan kerusakan signifikan. Hal yang paling menonjol adalah penargetan terhadap komunitas etnis Tionghoa di Selandia Baru oleh kelompok dan individu yang terkait dengan China, demikian isi laporan tersebut.
"NZSIS menyadari adanya aktivitas yang sedang berlangsung di dan terhadap Selandia Baru dan wilayah asal kami yang terkait dengan badan intelijen China,” tulis laporan itu. "Ini merupakan masalah intelijen yang kompleks bagi Selandia Baru."

Selandia Baru berhati-hati untuk tidak menyinggung perasaan China, mitra dagang terbesarnya, tetapi juga mengkhawatirkan ambisi Beijing di Pasifik. Pemerintah Selandia Baru minggu lalu mengumumkan bahwa mereka akan berinvestasi pada kekuatan pertahanan dan melindungi kepentingannya di Pasifik karena China mencoba meningkatkan pengaruhnya di wilayah tersebut.
NZSIS mengatakan bahwa posisi geografis Selandia Baru di Indo-Pasifik dan hubungannya dengan negara-negara Pasifik lainnya akan menarik perhatian badan intelijen asing yang ingin memberi tahu pemerintah mereka tentang kebijakan dan strategi pemerintah Selandia Baru di kawasan ini.
NZSIS menambahkan hanya beberapa negara yang melakukan kegiatan spionase atau campur tangan terhadap Selandia Baru, tetapi “beberapa negara melakukannya secara terus-menerus dan berpotensi menyebabkan kerusakan signifikan pada struktur pemerintahan, demokrasi, dan kohesi sosial kami."
"Secara khusus, negara-negara yang terlibat dalam campur tangan asing biasanya bersifat otokratis, represif, atau sangat nasionalis," katanya.

Badan ini juga menyebut Iran dan Rusia sebagai negara yang melakukan campur tangan asing.
Dikatakan bahwa Iran melakukan "campur tangan sosial," termasuk memantau dan memberikan laporan tentang komunitas dan kelompok pembangkang Iran.
Laporan itu tidak terlalu spesifik mengenai Rusia, namun mencatat bahwa "kampanye disinformasi internasional Moskow" telah "berdampak pada pandangan beberapa warga Selandia Baru."
(bbn)