Matthew Griffin - Bloomberg News
Bloomberg, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) pada 9 Agustus lalu menyoroti varian Covid-19 baru yang menyebar dengan cepat dan luas. Varian itu memiliki nama julukan "Eris" dan secara resmi dinamai EG.5. Varian baru ini cepat merajalela di seluruh dunia.
Meski begitu, WHO menyatakan bahwa perhatian terhadap varian ini masih rendah, dan ada faktor lain yang mungkin menjelaskan kenaikan jumlah pasien yang dirawat di rumah sakit di beberapa negara, termasuk Amerika Serikat (AS).
1. Apa itu EG.5?
Eris adalah keturunan dari sekelompok strain virus corona yang diberi label XBB. Semua varian ini berasal dari varian omicron yang muncul pada akhir 2021. Menurut WHO, EG.5 menyumbang sekitar 17,4% kasus di dunia pada minggu yang berakhir pada 23 Juli, naik dari hanya 7,6% empat minggu sebelumnya. Varian ini tumbuh pesat di AS, di mana baru-baru ini menjadi strain yang paling umum, menurut perkiraan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC).
2. Seberapa mengkhawatirkan varian ini?
WHO mengatakan Eris memiliki risiko rendah bagi kesehatan masyarakat dunia. Meskipun prevalensinya meningkat dibandingkan dengan strain lain, tidak ada bukti bahwa varian ini menyebabkan penyakit yang lebih parah daripada varian virus lainnya.
CDC sendiri menyatakan tidak ada bukti bahwa varian ini dapat menyebar lebih mudah daripada pendahulunya. Vaksin dan pengobatan yang ada diperkirakan tetap efektif terhadap varian ini.
3. Apa gejala dari varian ini?
Thomas Russo, kepala Divisi Penyakit Menular di sekolah kedokteran Universitas Buffalo mengatakan gejalanya tampaknya sama dengan yang disebabkan oleh strain lain. Gejala umum meliputi hidung meler, sakit kepala, kelelahan, sakit tenggorokan, dan bersin.
Para lansia memiliki sistem imun yang lemah atau menderita beberapa kondisi lainnya yang berisiko lebih tinggi dapat terkena dampak yang lebih parah. Ini kemungkinan termasuk penyakit pernapasan bawah, nyeri dada, dan sesak napas.
4. Apa yang menyebabkan kenaikan rawat inap di AS?
Jumlah orang yang dirawat di rumah sakit dengan Covid-19 meningkat untuk pertama kalinya tahun ini di AS, dan data air limbah juga menunjukkan kasus yang meningkat. Tidak ada bukti yang menghubungkan kenaikan rawat inap di berbagai negara dengan strain baru, kata WHO, dan para ahli menemukan penyebab lain yang mungkin menyebabkan hal ini, yaitu panas ekstrem yang mendorong pertemuan di dalam ruangan, di mana virus corona menyebar lebih mudah.
Selain itu, dengan berakhirnya pandemi, orang-orang kembali bepergian dan tidak lagi memakai masker. Dan banyak yang sudah lama tak divaksin setelah terakhir kali mereka divaksin, yang berarti kekebalan mereka terhadap infeksi menurun.
5. Apakah negara itu siap menghadapi kenaikan Covid-19?
Pemerintah AS tidak lagi membeli vaksin dan pengobatan untuk masyarakat dan tes gratis tidak lagi tersedia secara luas. Namun, para ahli mengatakan AS kemungkinan tidak akan mengalami lonjakan kasus yang mengganggu kehidupan di tahun-tahun awal pandemi. Karena vaksinasi dan infeksi sebelumnya, populasi di negara itu memiliki perlindungan luas dari penyakit parah, dan terapi seperti obat antivirus Pfizer, Paxlovid dapat mengurangi risiko rawar inap dan kematian jika ditangani sejak dini. Bahkan setelah kenaikan baru-baru ini, jumlah pasien yang masuk rumah sakit lebih rendah dari Agustus 2020, menurut data CDC.
6. Apa yang dapat dilakukan untuk melindungi diri?
Jika Anda berisiko tinggi dan akan berada dalam situasi di mana paparan kemungkinan terjadi, seperti pertemuan besar, Anda dapat mempertimbangkan mendapatkan suntikan booster dari salah satu vaksin yang sudah ada di pasaran. Adapun pakailah masker untuk membantu melindungi dari infeksi.
(bbn)