Biden mengatakan bahwa AS tidak ingin berkelahi dengan Beijing tetapi sangat memperhatikan aktivitasnya. Sebagai contoh, ia menyebut inisiatif pendanaan infrastruktur Belt and Road China sebagai "utang dan jerat" bagi negara-negara lain yang berpartisipasi.
Pemerintahan Biden minggu ini merilis aturan yang membatasi investasi AS di China, tetapi kebijakan tersebut dikurangi dari draf awalnya dalam upaya AS untuk memperbaiki hubungan dengan pemerintah China.
Ekonomi China seharusnya melesat pada tahun 2023 setelah negara tersebut mencabut protokol Covid-19. Namun, ekonomi senilai US$18 triliun negara tersebut menghadapi tantangan di berbagai bidang, seperti melemahnya belanja konsumen, ekspor yang melambat, tingkat pengangguran pemuda yang tinggi, dan pasar properti yang lesu.
Produk domestik bruto China tumbuh pada tingkat yang lebih lambat dari yang diperkirakan, yaitu 5,5% pada paruh pertama tahun ini, dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Banyak produksi dunia bergantung pada China, sehingga timbul kekhawatiran tentang efek domino terhadap ekonomi global.
Beberapa pejabat tinggi AS telah melakukan kunjungan ke Beijing baru-baru ini untuk meredakan hubungan, termasuk Menteri Keuangan Janet Yellen, Menteri Luar Negeri Antony Blinken, dan utusan bidang iklim John Kerry.
Menteri Perdagangan Gina Raimondo juga dijadwalkan untuk mengunjungi China pada bulan ini. Namun, kunjungan-kunjungan tersebut belum menghasilkan hasil yang signifikan selain dari kesepakatan kedua belah pihak untuk berdialog lebih lanjut.
(bbn)