Logo Bloomberg Technoz

Inflasi AS Landai, Rupiah Bisa Konsolidasi Lanjutkan Penguatan

Ruisa Khoiriyah
11 August 2023 08:50

Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)
Ilustrasi dolar AS dan rupiah. (Dimas Ardian/Bloomberg)

Bloomberg Technoz, Jakarta - Kabar baik kian melandainya inflasi Amerika Serikat mungkin bisa menjadi pengungkit nilai tukar rupiah untuk melanjutkan penguatan di hari ketiga jelang berakhirnya pekan kedua Agustus.

Namun, otot rupiah mungkin masih dibebani tren jual pemodal asing yang kemarin berlangsung massif di pasar saham dan pasar surat utang negara juga pernyataan terbaru pejabat Federal Reserve pasca pengumuman data inflasi AS semalam.

Pasar juga mulai dibayangi ancaman harga energi global yang menguarkan lagi kekhawatiran dampak pada inflasi dunia. Harga minyak mentah dunia jenis Brent kini berada dalam tren naik sejak Juni dengan kenaikan sudah mencapai 15,4% dan terakhir di posisi US$86,6 per barel, sementara minyak mentah West Texas Intermediate (WTI) bertengger di US$83,06 per barel.

Inflasi AS pada Juli melandai di 3,2% year-on-year dengan inflasi bulanan sesuai prediksi pasar, naik 0,2%. Data itu semakin menguatkan skenario bahwa upaya menaklukkan inflasi di Negeri Paman Sam bisa berhasil tanpa menjatuhkan negara tersebut dalam resesi yang ditakutkan.

Ekspektasi pasar bahwa Federal Reserve, bank sentral AS, akan menahan bunga acuan pada September nanti juga kian tinggi. Bahkan, para pedagang di pasar kini mulai menaikkan perkiraan bahwa bunga the Fed di 5,5% akan bertahan sampai akhir tahun ini.