"Dengan bergabung bersama Tapestry, kami akan memiliki sumber daya dan kemampuan yang lebih besar untuk mempercepat ekspansi jangkauan global kami," kata John Idol, CEO Capri.
Menurut pernyataan pada Kamis (10/08/2023) Tapestry yang berbasis di New York akan membayar US$57 per saham dalam bentuk tunai,. Nilai perusahaan sebesar US$8,5 miliar termasuk US$1,7 miliar utang bersih. Transaksi ini diperkirakan akan rampung pada tahun 2024.
Saham Capri melonjak hingga 58% dalam perdagangan di New York, lonjakan terbesar dalam hampir 12 tahun perusahaan tersebut melantai di bursa. Sementara saham Tapestry turun hingga 10%.
"Tapestry telah melakukan akuisisi yang bagus, membayar harga yang sesuai dengan apa yang kami percayai sebagai nilai Capri," tulis analis Citi, Paul Lejuez, dalam risetnya.
Kombinasi yang Kuat
CEO Tapestry Joanne Crevoiserat mengatakan kombinasi dari enam merek tersebut akan menciptakan rumah bagi barang mewah global yang kuat, membuka peluang unik untuk memberikan nilai lebih bagi pelanggan, karyawan, dan para pemegang saham.
Dengan bisnis-bisnis yang digabungkan, perusahaan ini akan menjadi perusahaan barang mewah terbesar keempat di dunia dengan pangsa pasar sekitar 5,1%, menurut analis GlobalData, Neil Saunders. Di Amerika Serikat (AS) sendiri, perusahaan ini akan menjadi pemain terbesar kedua setelah LVMH.
Barang-barang mewah yang terjangkau dari dua perusahaan yang akan bergabung ini jauh lebih murah daripada merek-merek, seperti Louis Vuitton milik LVMH.
(bbn)