Logo Bloomberg Technoz

Seperti yang diwartakan Bloomberg News, inflasi yang tercermin dari Indeks Harga Konsumen (Consumer Price Index/CPI) AS pada Juli sebesar 3,2%, lebih rendah dibandingkan dengan perkiraan pasar 3,3% secara tahunan (year-on-year/yoy). 

Inflasi inti pada Juli tercatat 4,7%, sesuai dengan perkiraan. Sementara inflasi secara bulanan pada Juli hanya 0,2% dengan inflasi inti juga 0,2%.

Ini merupakan angka Inflasi inti AS yang telah melambat hampir setiap bulan setelah menyentuh puncak 6,6% pada September 2022 kemarin.

Sebelumnya, tim Research Phillip Sekuritas Indonesia memaparkan, investor menilai meskipun data inflasi keluar lebih tinggi dari ekspektasi, Federal Reserve kemungkinan akan merasa kebijakan moneter mereka sudah cukup ketat, terlihat dari kelesuan di sektor manufaktur dan mulai munculnya tanda-tanda pelemahan di pasar tenaga kerja AS.

Klaim pengangguran mingguan (Initial Jobless Claims) AS mencapai 248.000 klaim, lebih besar ketimbang estimasi pasar di angka 230.000 klaim. 

“Hingga awal minggu ini, pelaku pasar melihat sekitar 85% peluang Federal Reserve mempertahankan suku bunga acuan pada pertemuan kebijakan mereka tanggal 20 September yang akan datang,” jelas Tim Research Phillip Sekuritas.

Sementara itu dari regional, data Producer Price Index (PPI) Jepang memperlihatkan inflasi di tingkat produsen hanya naik 3,6% yoy pada Juli, terendah sejak Maret 2021, dan menyusul kenaikan 4.3% yoy pada Juni. 

Ini menandakan penurunan data PPI selama tujuh bulan berturut-turut di tengah meredanya tekanan biaya yang terjadi secara global.

Analis MNC Sekuritas Herditya Wicaksana memaparkan, IHSG kembali menguat 0,26% ke 6.893 dan penutupan IHSG pun mampu berada di atas MA-20.

“Apabila IHSG masih mampu berada di atas 6.834 sebagai supportnya, dapat dicermati label biru dimana saat ini IHSG berada di awal wave v dari wave (a) atau label merah, di mana IHSG sedang membentuk triangle pattern pada wave iv. Pada kedua label tersebut, IHSG perlu menembus area 6.925 untuk konfirmasi kelanjutan uptrend,” papar Herditya dalam risetnya pada Jumat (11/8/2023).

Herditya juga memberikan catatan, apabila menembus 6.834 maka IHSG akan terkoreksi ke rentang 6.793-6.820 untuk membentuk wave iv dari wave (a) dari wave [iii]. 

Bersamaan dengan risetnya, Herditya merekomendasikan saham-saham berikut, BMRI, ENRG, ITMG dan JSMR.

Analis CGS-CIMB Sekuritas memaparkan, pada perdagangan Kamis kemarin IHSG menguat 0,26% ke 6.893, dengan investor asing mencatatkan net buy sejumlah Rp429,07 miliar pada reguler market. 

Dengan saham rekomendasinya ialah MEDC, ICBP, INTP, EXCL, BBCA dan TOWR.

(fad/evs)

No more pages